Rabu, 15 November 2017

MENGENALKAN EMOSI KE BALITA


Aqila Seorang balita tiga tahun yang pada saat itu lagi hobi-hobinya ngelampiasin emosi. Adalah suatu ketika, dia kesel sama temen mainnya, lalu diambilnya batu kerikil dan dia lempar batu tersebut ke temen-temennya. Laku si anak di lihat oleh ibunya, kemudia si Ibu membawa pulang anaknya sambil diiringi ratusan omelan.  Setelahnya aqila di hukum ibunya,gak boleh main sore selama sepekan. Tapi si anak 3 tahun ini masih tertangkap basah "main tangan"
lagi saat lagi kesal atau marah. "Duh ni anak kok jadi suka mukul sih? Belajar dari mana sih ini?"
pikir si ibu dalam hati sambil was was, duh bakalan suka mukul gak ya ni anak sampai besar nanti? Adakah ayah bunda yang belakangan ini memiliki pertanyaan yang sama?  seringkali anak memukul bukan karna dia suka mukul. Atau indicator dewasanya bakal jadi orang yang suka mukul. 

Anak memukul itu bukan sifat. Bukan karakter. Tapi karna ketidakmampuan anak mengelola emosi, terutama emosi marah.  Pada saat marah reaksi fisik yang muncul adalah Jantung berdebar, syaraf tegang, nafas lebih cepat, tangan mengepal.  Bedanya dengan balita, ketika orang dewasa marah, reaksi mereka tidak langsung memukul, tapi Marah itu dikelola dulu sama otak kita untuk dialihkan dalam bentuk lain selain memukul.  Misalnya seperti yang dicontohkan rasul.  Itu bedanya anak anak dan orang dewasa. Saat marah, anak baru mampu mengikuti reaksi fisik yang ia rasakan. Saat kesel, tangan tiba tiba mengepal, ya udah pukul. Saat marah, syaraf menegang, ya udah serang.  Jadi sebegai orang tua kita harus bagaimana?

Mengenalkan emosi dan cara mengelolanya adalah kuncinya.  Saat anak ketahuan mukul temen, sesegera mungkin pisahkan. Bawa anak untuk bicara. Ajak ia untuk merefleksi tentang APA yang ia rasakan. Kenalkan, dan bantu ia menamai emosi apa yang dia rasakan. Lalu beritahu anak bahwa ada beberapa cara menyelesaikan masalah yang kurang oke untuk digunakan. Memukul adalah salah satunya. Setelah itu, bisa sama sama diskusi. Di kemudian hari, kalau ada emosi marah lagi yang muncul, baiknya gimana yaa supaya gak perlu mukul
mukul lagi? Beri instruksi sejelas mungkin dengan bahasa yang mudah dipahami anak.  Anak yang mampu mengenali emosinya, akan lebih peka dengan perasaannya. Dan saat dibekali cara untuk mengelolanya, ia akan punya kuasa penuh atas dirinya dan tidak mudah terbawa emosi, apapun yang terjadi di sekitarnya.

(lanjut ke aqila) ibu aqila mencoba memberi instruksi se-konkrit mungkin supaya mudah dipahami, "Aqila, kapanpun Aqila ngerasa dada berat.. Panas.. Tangan mengepal.. Trus kesseeeel banget. Itu namanya Aqila lagi marah. Kalo lagi kayak gitu, lari menjauh dulu yaa dari temen temen. Kalo keselnya udah hilang, baru balik lagi deketin temen temen.." Beberapa hari kemudian, si 3,5 tahun kami pulang ke rumah dengan penuh laporan, "Ami ami.. Tadi kan Aqila gak diajak main.. Aqila disini (nunjuk dada) rasanya panas. Kesel. Trus Aqila lari aja dulu jauhin temen temen. Eh abis itu jadi gak kesel lagi, Miii.." Wajahnya berbinar bangga. Tak terkira.


Sumber : cerita bunda Aqila (dengan sedikit edit bahasa)
@ facebook.com/hsmuslimnusantara
@ FB: HSMuslimNusantara Pusat
@ instagram: @hsmuslimnusantara
@ twitter: @hs_muslim_n
@ web: hsmuslimnusantara.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar