Sabtu, 16 Desember 2017

#Day 17 : Evaluasi – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


At the last day, Alhamdulillah.  Hari ni aku hanya ingin mengevaluasi game 17 hari kemandirian anak.  Untuk objek game di usia 22 bulan, aku sangat mengapresiasi perkembangan azam dalam memahami perintah yang berusaha ia kerjakan.  Toilet training, makan sendiri, memakai baju sendiri,  judul kemandirian ini sudah bisa dilaksanakan oleh azam dengan baik. Tetapi memang yang belum tercapai adalah kemandirian dalam hitungan 100% tanpa bantuan umminya.  Pada akhirnya apa yang telah diajarkan perlu dipantau terus hingga tuntas.

# tantanganhariketujuhbelas
.#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Jumat, 15 Desember 2017

#Day 16 : Memakai Pakaian sendiri – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


Azam hafis temasuk salah satu anak yang rewel untuk berpakaian. ketika akan membuka baju untuk mandi, ia akan berontak sambil nangis nangis. setelah mandipun untuk memasang pakaian penuh drama.  Hari saya mencoba menguji keberhasilan azam menggunakan celana dengan sedikit bantuan seperti kemaren, dan alhamdulillah ia mampu mengulangnya.  Cara ini ampuh untuk mengalihkan perhatiannya agar mau menggunakan celana,





      
# tantanganharikeenambelas
.#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Kamis, 14 Desember 2017

#Day 15 : Memakai Pakaian sendiri – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


 


         Azam sudah bisa menyampaikan perasaan tidak nyamannya ke aku.  ketika dia pipis atau pun ia akan segera memanggilku sambil menangis untuk dibukakakn celananya. Maka saat itu adalah kesempatanku untuk mengajarkan azam bagaimana ia bisa untuk melepaskan cleananya . azam mengambil posisi duduk untuk memasang celananya. dan alhamulillh berhasil

# tantanganharikelimabeas
.#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Rabu, 13 Desember 2017

#Day 14 : Memakai Pakaian sendiri – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


Hari ini azam banyak beraktivitas diluar menggunakan pakaian semiformal, celana jeans dngan baju kaos. saat pulang kerumah sbntar untuk istirahat, aku meminta azam melepaskan celananya.  azam mecoba menarik celananya.tetapi tidak berhasil dikarnakan celananya cukup ketat. akhirnya aku membantunya.
                 
                 
#Harikeempatbelas
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Selasa, 12 Desember 2017

#Day 13 : Memakai Pakaian sendiri – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak

Satu keberhasilan hari ini, umi sibuk memasak, tetiba azam menggotong celananya yang basah karena pipis sambil ngadu ke umi kalau dia barusan pipis dan bisa membuka dan menyerahkan celananya ke uminya. disitu kadang saya merasa ta'jub. tapi apakah besok terulang kembali. wait and see....
                
                 
#Hariketigabelas
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Senin, 11 Desember 2017

#Day 12 : Memakai Pakaian sendiri – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


                Hari ini saya mengajarkan azam untuk melepaskan celana.  Pelajaran ini sudah saya sounding dan ajarkan sejak azam berusia 16 bulan.  Tetapi pada saat itu dijalani tidak konsisten.  Disaat ingat, baru saya meminta azam untuk belajar melepaskan baju atau celananya.  Di kesempatan ini hingga hari ke 17, saya ingin mencoba mengajarkan azam mandiri berpakaian. 
                Azam sudah mulai tidak nyaman saat ia pipis atau pup dicelana. Pelajaran toilet training yang di rutinkan 7 hari pertama di game level dua masih belum membuahkan hasil 100% azam mandiri.  Saat ia pipis dicelana, ia segera meminta saya untuk melepaskan celanaya. Disaat itulah saya mencoba masuk memberikan perintah agar azam melepaskan celananya sendiri
“coba sekarang azam tanggalkan sendiri celananya..” perintah ku saat ia mulai rewel minta bantuan untuk membuka celananya.  Setelah aku memberikan contohnya, azam mengikuti sembari ku pimpin prosesnya.
“Ayo sekarang coba tarik kebawah bagian depannya,” azam mengikuti perintah.. tetapi ia mulai gusar saat celana yang ia tarik yangkut bagian belakangnya.
“Nah, sekarang coba tarik bagian belakangnya”, azam berhasil menurukan celana hingga ke betis. “ coba sekarang azam duduk, lepaskan celananya”, terang ku semangat. Azam kembali mencoba. Ia gusar menyerah ketika ujung celana tersangkut di tumit. Aku mencoba membantunya.  Pelajaran hari ini selesai.
                 
#Harikeduabelas
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Minggu, 10 Desember 2017

#Day 11 : evaluasi Merapikan Mainan – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


                untuk tantangan kemandirian bab merapikan mainan untuk azam hafiz saya anggap sudah tuntas, karena azam sudah bisa memahami perintah untuk mengemasi barang mainan yang berserak.  PR kedepannya adalah trus mengontrol dan mengajari azam hafiz sehingga mandiri 100% tanpa diperintah.  tantangan tujuh hari kedepan insyallah akan mencoba untuk mengajarkan maniri dalam berpakaian.
                 
#Harisebelas
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Sabtu, 09 Desember 2017

#Day 11 : evaluasi Merapikan Mainan – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


                untuk tantangan kemandirian bab merapikan mainan untuk azam hafiz saya anggap sudah tuntas, karena azam sudah bisa memahami perintah untuk mengemasi barang mainan yang berserak.  PR kedepannya adalah trus mengontrol dan mengajari azam hafiz sehingga mandiri 100% tanpa diperintah.  tantangan tujuh hari kedepan insyallah akan mencoba untuk mengajarkan maniri dalam berpakaian.
                 
#Harisebelas
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian


Jumat, 08 Desember 2017

#Day 9 : Merapikan Mainan – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


                Tidak banyak cerita hari ini.  Cuaca yang panas membuat azam betah bermain didalam rumah. Tetapi hari ini azam tidak menyentuh box mainannnya.  Ia sibuk mengejar anak kucing yang baru kami adopsi beberapa waktu lalu. Hari ini rumah tidak berntakan seperti biasa.
                 
#Harikedelapan
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Kamis, 07 Desember 2017

#Day 8 : Merapikan Mainan – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


                Setelah satu minggu bermain di toilet training untuk tugas  hari, selanjutnya aku memilih untuk fokus ke topic merapikan mainan sendiri. Karena ini yang belum azam kuasai.  Kebiasaan anak kecil suka berantakin mainannya.  Seperti hari ini, box khusus mainannya di serakkan memenuhi ruang tamu. Setelah  bosan dditinggal pergi.  Insyallah untuk bab ini azam akan segera mandiri, mengerti diperintah untuk merapikan mainannya dan melaksanakan perintah. ^^
                Perkembangan TT azam tadi kembali bisa memberitahu akan pipis dan masih sempat ke kamar mandi. Tetapi kondisi ini hanya moody…tetap semangat mendampingi..
                 
#Harikedelapan
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Rabu, 06 Desember 2017

#Day 7 : Evaluasi Toilet Training – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


                Dari materi toilet training yang saya ringkas beberapa waktu lalu, terdapat poin kesiapan orang tua dalam hal ibu dan kesiapan anak.  Untuk parameter kesiapan orang tua, yang masih belum totalitas saya jalankan adalah pada poin kesabaran, ketekunan dan komitmen. Sedangkan dari parameter untuk kesiapan anak yang masih menjadi PR untuk azam adalah pada poin emosi yang meliputi kesiapan secara emosional
ü  Anak akan memberitahu ketika popoknya kotor dan meminta untuk diganti dengan yang baru.
ü  Dia lebih memilih memakai celana dalam ketimbang popok.
ü  Menunjukkan ketertarikannya ketika memakai kamar mandi.
ü  Memberitahu ibunya ketika dia ingin buang air.
ü  Bersemangat mengikuti semua proses toilet training.

Proses toilet training ini akan tetap dilanjutkan dengan target usia 24 bulan azam sudah mandiri TT.
                 

#Hariketujuh
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Selasa, 05 Desember 2017

#Day 6 : Toilet Training – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak
                Seharian ini mencoba tidak menggunakan diapers ke azam hingga mau tidur. Kejadian yang membahagiakan semalam masih belum terulang lagi hari ini hiks.  Metodde yang digunakan masih sama. Aku masih sering menawarkan azam untuk pipis dan pup ke kamar mandi.  Saat aku melihat ekpresi azam akan pup aku segera mengajaknya ke WC jongkok. alhasil   azam tidak jadi pup.  Dan dia ‘balas dendam’ pup di celana saat sore. Hiks. Perjuangan masih panjanga.
                 

#Harikeenam
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Senin, 04 Desember 2017

#Day 5 : Toilet Training – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


                Hari ini aku merasa gembira sekaligus agak sedih.  Gembiranya karena azam hafiz untuk pertama kalinya sejak proses TT dimulai 1  bulan lalu, ia bisa menyatakan hasratnya untuk pipis.  Selang 1 jam selesai mandi pagi azam sibuk bermain sedang aku persiapan masakan di dapur. Tetiba azam mengatakan ingin ‘ee’.  Aku pun buru2 membawanya ke toilet, meletakkannya disalah satu pijakan toilet dan memintanya jongkok sambil aku menungguinya.  Setelah azam pipis ia menyatakan ingin segera keluar toilet.  Ternyata maksud azam tadi adalah pipis.
                Bangun tidur siang aku kembali menawarkan agar ke kamar mandi untuk pipis. Azam menolak. Aku terima tolakannnya sambil bilang kalau kebelet bilang umi. Tak lama kemudian azam teriak teriak ‘pis..pis’ sambil memegang celananya. Reflek langsung kubawa azam ke kamar toilet, dan beneran azam pipis. 
                Tetapi dua kejadian bahagia itu tidak berulang saat sorenya. Azam yang sedang sibuk ‘ngerusuhi aku masak didapur tetiba berkata ‘pipis’ dan setelah aku lihat, sudah tergenanglah pipisnya dilantai. Kesimpulannya? Keberhasilan yang terjadi tidak ada jaminan terulan lagi. Perlu lebih giat lagi membimbing.  Semangaat
                 
#Harikelima
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Minggu, 03 Desember 2017

#Day 4 : Toilet Training – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


                Hari keempat dalam menjalani program tantangan kemandirian dengan tema pilihan toilet training masih belum memperlihatkan kemajuan yang signifikan untuk azam hafiz.  Ini dikarenakan ibunya masih belum konsisten dan komitmen melepaskan popok azam untuk semua keadaan termasuk agenda keluar rumah.  Seperti hari ini azam full seharian menggunakan diapers karena kami masih memanfaatkan long weekend diluar rumah.  Barangkali kondisi ini memungkinkan azam melupakan proses TT yang sudah ia jalani beberapa hari lalu.  Tetapi semoga tidak membawa perubahan yang signifikan.  Insyallah hari senin mulai kita pantau lagi yah ^^

#Harikeempat
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Sabtu, 02 Desember 2017

TOILET TRAINING (part 2 : Persiapan anak)


Hasil gambar untuk toilet training balita animasi


Persiapan Anak
                Tiap anak memiliki perkembangan dan kemampuan yang berbeda-beda dalam pelaksanaan toilet training. Umumnya balita bisa diajak toilet training setelah otot-ototnya mulai dapat mengontrol kandung kemih pada usia di atas 18 bulan hingga 30 bulan.  Kebanyakan anak sudah bisa memakai toilet dengan sempurna sekitar usia 3 tahun.  Untuk mengetahui tanda awal seorang anak siap untuk diberikan toilet training adalah dengan melihat kesiapan fisik dan emosionalnya.
a.      Kesiapan fisik
ü  Mampu mengontrol keinginan untuk BAK dan BAB
ü  Anak memperlihatkan ekspresi saat menahan BAK atau BAB
ü  Popok kering saat bangun tidur atau setelah dua jam pemakaian
ü  Tidak BAB di popok saat malam hari
ü  BAB terjadi pada waktu yang sama tiap harinya atau pada waktu yang tidak bisa diprediksi.
ü  Anak mampu melepas dan memakai pakaian
ü  mampu berkomunikasi dengan Anda tentang pemakaian toilet

b.      kesiapan secara emosional
ü  Anak akan memberitahu Anda ketika popoknya kotor dan meminta untuk diganti dengan yang baru.
ü  Dia lebih memilih memakai celana dalam ketimbang popok.
ü  Menunjukkan ketertarikannya ketika Anda memakai kamar mandi.
ü  Memberitahu Anda ketika dia ingin buang air.
ü  Bersemangat mengikuti semua proses toilet training.
               
                Meski telah menunjukkan kesiapan fisik dan emosional, bukan berarti anak siap diberi toilet training. Ada sebagian anak yang belum siap melakukannya, terutama jika dia berada pada tahap ketika kata ‘tidak’ menjadi respons utamanya untuk tiap permintaan. Langkah terbaik adalah dengan berkonsultasi kepada dokter atau berbagi pengalaman dengan orang tua atau teman yang pernah mengalaminya.
                Hindari memaksakan kehendak Anda ketika anak belum siap melakukannya. Hal itu bisa memicu stres yang bisa memperlambat kesiapannya melepas popok. Orang tua pun akan merasa frustrasi jika memaksa memberikan toilet training pada anak yang belum siap.


Cara pelaksanaan toilet training
1.        Kenalkan anak kepada toilet
ü  Menjelaskan penggunaan toilet, seperti toilet digunakan untuk BAK dan BAB.
ü  Katakan kepada anak ketika mulai memakai toilet, berarti dia harus melepas popoknya dan menggantinya dengan celana dalam.
ü  Jelaskan bahwa anak sudah tidak bisa BAK dan BAB pada popok atau celana dalam.
ü  Gunakan bahasa sederhana untuk BAK dan BAB dengan sebutan ‘pipis’ dan ‘ee’.
ü  Jangan lupa untuk menjelaskan pula kedua arti kata tersebut agar anak memahami makna yang sebenarnya.
ü  Ajarkan dengan sering membacakan anak do’a masuk WC
« اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبثِ وَالْخَبَائِثِ »
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan-).”
(Muttafaq `alaihi)
2.      Ajari anak tata cara saat memakai toilet
ü  Mengajari cara duduk yang benar saat memakai pispot atau tempat duduk kloset.
ü  Setelah selesai BAK atau BAB, ajari dia untuk membersihkan alat kelaminnya.
ü   Jika anak Anda perempuan, ajari untuk membasuh alat kelaminnya memakai tangan kiri dimulai dari arah depan vagina, kemudian ke bagian anus. Hal ini bertujuan untuk mencegah berpindahnya bakteri dari anus ke vagina. Namun anak-anak yang belum berusia 4 hingga 5 tahun biasanya tidak bisa membersihkan alat kelaminnya dengan benar, terutama setelah BAB. Pada saat inilah Anda bisa membantu membersihkannya.
ü  Jika Anda memiliki anak laki-laki, ajari untuk mengarahkan penisnya ke bawah pispot atau toilet demi menghindari air seni terciprat pada bagian depan tempat duduk pispot atau kloset. Ajari anak Anda untuk membersihkan penisnya dengan air usai melakukan BAK.
ü  Bantu anak untuk menekan tombol flush pada toilet usai BAK atau BAB. Jika anak Anda tidak berani menekannya, Anda tidak perlu memaksakan.
ü  Jika Anda menggunakan pispot, ajak anak untuk melihat proses pembuangan air seni atau tinja dari pispot ke kloset. Hal itu berguna agar si Kecil tahu tempat pembuangan terakhir air seni atau tinja adalah di kloset.
ü  ajari anak Anda untuk mencuci tangan yang benar usai memakai toilet
ü  sering memberi si Kecil pujian. Puji tiap aktivitas yang berhasil dia lakukan untuk menambah kepercayaan dirinya di masa mendatang.
Selama proses pembelajaran jangan pernah meninggalkan anak tanpa pengawasan di kamar mandi demi menghindari kecelakaan, seperti terpeleset atau memasukkan sesuatu yang berbahaya ke dalam mulut.

3.      Pilih pispot atau toilet langsung
                 Saat akan mengajari anak memakai toilet, kita bisa memilih menggunakan pispot untuk memudahkan anak. Ajak anak untuk memilih sendiri pispot yang akan dia gunakan. Biarkan dia mencoba berbagai pispot hingga menemukan sebuah pispot yang nyaman. Setelah memiliki pispot, ada baiknya Anda meletakkannya di kamar mandi agar dia bisa terbiasa dengan fungsi toilet. Anda bisa mengatakan kepadanya bahwa selagi masih anak-anak, pispot ini akan menjadi tempatnya untuk BAK atau BAB.Sebagai pendukung proses pembelajaran, Anda bisa meletakkan pispot di kamarnya atau area bermainnya agar bisa langsung dia gunakan saat BAK atau BAB. Dia juga bisa mendudukinya ketika sedang bermain agar terbiasa dengan pispotnya. Selain pispot, Anda juga bisa membeli tempat duduk kloset untuk anak-anak agar dia bisa menikmati aktivitas pada toilet sungguhan.
                Proses toilet training pun bisa langsung dilakukan pada toilet orang dewasa. Jika anda menggunakan kloset jongkok, anda bisa meminta anak jongkok di salah satu pijakan kloset sambil membimbing anak untuk ngeden.

                Mengajari anak menggunakan toilet memang butuh kesabaran. Hari ini mungkin dia mau mengikuti semua proses toilet training, namun hal itu bisa saja berbeda pada keesokan harinya. Intinya, jangan memaksa jika memang anak tidak mau melakukannya. Bersabarlah hingga anak benar-benar terbiasa tanpa popoknya.


#Day 3 : Toilet Training – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


                Weekend pekan ini kami manfaatkan untuk menghabiskan waktu di luar menghadiri pesta anak tetangga dan pergi bersilaturahim. Disaat seperti ini saya belum siap untuk melepaskan diapers azam.  Jadilah seharian azam menggunakan diapers.  Saya tidak ingin memaksa atau mencoba tanpa saya yakin kalau bisa.  Dan saya pun ingin mengapreasiasi diri bahwa proses ini dijalankan dalam waktu yang tepat saat azam berusia 22 bulan, karena tadi saat di kondangan saya melihat anak seusia hampir 5 tahun masih menggunakan dapers. Ini menjadi pelajaran dan tantangan untuk saya bagaimana azam nantinya bisa mandiri di toilet saat usia 24 bulan.
                Setelah pulang ke rumah, saya menemukan azam pup di diapers.  Untuk kali ini saya tidak melihat ekpresi azam akan pup karena saya ketiduran saat azam bermain.  Selesai membersihkan pupnya, saya tidak mengenakan azam diapers lagi hingga akan mandi sore.  Azam tidur setelah lelah bermain. Saat terbangun saya tawarin ia untuk pipis ke kamar mandi tetapi ia menolak. Ia menangis dan saya mencoba membujuknya.  Setengah jam kemudian saya mengajak azam mandi dan saat celananya di lepas di kamar mandi, azam langsung pipis.

#Hariketiga
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Jumat, 01 Desember 2017

TOILET TRAINING (part 1: Persiapan Orang Tua)


Toilet Training adalah proses ketika anak belajar untuk buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di toilet selayaknya orang dewasa. Pada tahap ini, anak diajari untuk tidak lagi mengeluarkan air seni dan tinja pada popok

Hasil gambar untuk toilet training orang tua
https://www.google.co.id/imgres?imgurl

Persiapan orang tua

  1. Persiapan fisik
Proses Toilet training cukup menguras energi, apalagi di hari-hari pertama.   Pada saat ini kita akan sering dibuat kaget karena kita belum menemukan waktu anak BAK/BAB sehingga belum bisa di antisipasi.  Buatlah program TT secara tertulis yang meliputi :
ü  Hasil pengamatan waktu anak BAK/BAB
ü  Waktu rutin anak di tatur ke kamar mandi untuk BAK/BAB
ü  Sediakan training pans dan pispot untuk memudahkan ibu dan anak
ü  Tulis perkembangan anak

  1. Persiapan Mental
dalam hal ini adalah kesabaran .  Sejak akan memulai TT sugestikan diri untuk selalu sabar dan jauh dari emosi membimbing proses sang anak.  Jauhkan perasaan kesal, marah, dan putus asa karena proses belajar ini tidaklah instan. Karena kita akan sering menemukan situasi diluar harapan dan kesalahan yang diulang oleh sang anak padalah kita sudah berkali kali mengajarinya.

  1. Konsisten, komitmen dan telaten
ü  Konsisten lah saat melakukan suatu pembelajaran kepada buah hati. Jangan mudah menyerah, apalagi di saat-saat pertama. Setelah melalui sebuah tahapan dan waktu tertentu, silakan nilai apakah cara yang kita lakukan sudah benar atau mesti beralih ke metode yang lainnya
ü  Komitmen untuk selalu mengingatkan anak untuk memberitahu ibunya jika ingin ke kamar mandi, beritahu tentang kebiasaan dan jadwal BAK/BAB anak, Beri pujian jika anak berhasil.
ü  Telaten untuk membimbing si kecil saat ke WC.  Berusaha untuk kreatif dengan menggunakan metode yang seru agar proses TT menyenangkan bagi si kecil. Contohnya menyediakan mainan yang disukai si kecil dikamar mandi atau menempel stiker lucu.

  1. Siapkan peralatan pel, sikat, dan sabun yang mudah digunakan. Pel untuk mengepel saat anak pipis di lantai. Sikat dan sabun biasanya digunakan untuk menyikat kasur atau karpet yang terkena pipis agar najisnya hilang.
  2.  Komunikasi produktif dengan batita
Dalam proses belajar, berusahalah untuk berkmunikasi produktif dengan balita.  Komunikasi produktif adalah komunikasi dua arah yang kita sampaikan mudah dan dipahami balita.  seperti :
ü  Mengapa ia harus mulai melepaskan popoknya dan belajar pipis di kamar mandi.
ü  beritahu mereka alasan kenapa harus pipis di kamar mandi,
ü  bagaimana adab memasuki kamar mandi berserta doa masuk dan keluar kamar mandi,
ü  kenapa harus membersihkan bekas BAK/BAB
hindari komunikasi sumbu pendek yaitu komunikasi satu arah yang terjadi karena tekanan emosi disebabkan kesal ke anak yang masih tidak mengerti apa yang telah kita ajarkan berulang kali.  Ingat bahwa proses TT bukanlah proses yang instan. Setiap anak memiliki respon yang berbeda.  Ada yang beberapa hari sudah bisa mandiri, ada juga yang membutuhkan waktu hitungan bulan untk bisa mandiri.
Hasil gambar untuk toilet training orang tua
https://www.google.co.id/imgres?imgurl

Beberapa hal yang perlu diperhatian orang tua
1.     Terlalu dini
                Perhatikan kesiapan balita saat akan memulai toilet training.  Umumnya balita memiliki kemampuan untuk siap toilet training pada usia 18 hingga 24 bulan. Proses toilet training yang dijalankan terlalu dini kemungkinan akan membutuhkan waktu tuntas mandiri akan lebih lama.  Ketika proses belajar toilet training ini sudah dimulai biasanya butuh waktu tiga bulan atau lebih lama. Oleh karena itu orang tua dituntut untuk harus banyak bersabar dan konsisten hingga proses selesai.
2.    Memulai diwaktu yang salah
                Balita memerlukan rutinitas untuk memahami apa yang sedang ia diajarkan kepadanya. Diantara waktu yang kurang tepat melakukan proses toilet training yaitu  saat ia akan punya adik dalam waktu dekat atau dia akan berganti pengasuh atau melakukannya saat masa-masa peralihan lain dalam hidupnya. Perubahan yang tidak sejalan dengan rutinitasnya akan menjadi penyebab kemunduran dari proses yang sedang ia jalankan.   
3. Membuatnya menjadi bebas
                Ketika anak sudah menunjukkan ketertarikannya untuk buang air kecil atau besar di kamar mandi, itu tentu sangat baik. Namun sebaiknya jangan terlalu mendorong atau menekannya untuk terus melakukan langkah tersebut. Hindari memaksa anak untuk belajar dengan cepat. Jika anak merasa dipaksa dan tertekan,ia akan sulit untuk BAK/BAB. Berikan anak waktu dan biarkan dia menjalani proses belajar tersebut sesuai kemampuannya. Anak akan belajar setahap demi setahap, misalnya awalnya dia sudah mau menunjukkan ekspresi berbeda ketika ingin BAB atau BAK, tahap berikutnya, anak mengungkapkan keinginannya, tahap lanjutan si kecil mengajak Anda ke kamar mandi, dan seterusnya.

4. Mengikuti aturan orang lain
                Yang perlu diingat terus oleh orang tua bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan kesiapan yang berbeda beda. Melatih anak untuk BAB atau BAK di toilet butuh kesabaran dan waktu. Setiap minggunya juga bisa semakin sulit apalagi jika kita mendengarkan omongan orang lain seperti ibu, mertua, atau orang lain yang lebih senior dan merasa lebih tahu. Ketika mereka menasihati agar mempercepat proses belajar toilet training atau memberitahukan agar anak segera diajari BAB atau BAK di kamar mandi, atau membandinglan dengan anak lain seumuran yang sudah mandiri BAK/BAB sebaiknya jangan terpengaruh.
5. Menghukum anak
                Menghukum atau marah pada anak ketika dia tidak benar-benar mau toilet training justru tak akan menyelesaikan masalah dan bisa membuatnya belajar. Pahamilah kalau penolakan anak ini wajar dan jika Anda memberi hukuman hanya akan membuatnya semakin malas belajar BAB atau BAK di toilet. Anak malah akan takut jika dia berbuat kesalahan itu akan membuat Anda marah. Berikan respon dengan bijak dan tenang ketika anak misalnya lupa ke kamar mandi untuk BAK.

sumber :