Kamis, 30 November 2017

#Day 1 : Toilet Training – tantangan 10 hari melatih kemandirian anak


Game level dua ini saya mulai dengan memilih objek batita lelaki  sayang usia 22 bulan untuk melatih kemandirian dalam kategori toilet training.  Program toilet training sebenarnya sudah saya sounding sejak sebulan lalu.  Tetapi program tersebut masih belum membuat azam 100%  mandiri.  Hal ini karena saya  belum tegas dan konsistemn dalam menerapkan program TT ini ke azam.  Hingga hari Azam telah lepas diapers disiang hari.  Tetapi masih tetap memakai diapers dimalam hari.
Game level 2 ini akan saya jadikan tantangan untuk bisa lebih konsisten dalam mengawal azam.  Hari ini azam sudah bisa mengatakan hasratnya ingin pup.  Saya buru buru membawanya ke WC, tetapi entah kenapa hingga 15 menit berlalu, dia hany jongkok sambil sibuk bermain sikat gigi kesayangannya.

#Haripertama
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Senin, 27 November 2017

Keutamaan Orang Berilmu

Hasil gambar untuk orang berilmu
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com

"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"
(TQS. al-Mujadalah: 11)

                Imam Ibnu Katsir, dalam Tasfsirnya Al-Qur'an al Azhim, Juz IV, hal 324, mengatakan bahwa Allah SWT dalam ayat ini mendidik kaum muslimin agar bersikap baik satu sama lain di dalam majlis. Janganlah satu sama lain mempersempit tempat duduk, sehingga seolah-olah yang satu menghalangi keberadaan dan kehadiran yang lain dalam majlis.
                Majelis yang dimaksud dalam ayat di atas, sebagai asbabun nuzul (sebab turunnya ayat), menurut Qutadah ra., yang dikutip Ibnu Katsir adalah majelis dzikir di masa Rasulullah yang selalu dipadati kaum muslimin. Pada waktu itu, jika ada salah seorang dari kaum muslimin ingin maju ke depan, maka orang-orang menghalanginya. Lalu turun firman Allah yang melarang perbuatan mereka dan menyuruh mereka agar memberi kelapangan.
                 Imam Az Zamakhsyari dalam tafsirnya Al Kasysyaf juz IV hal 479, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan majelis itu adalah majlis Rasulullah yang selalu dipenuhi oleh kaum muslimin. Mereka senantiasa bersaing untuk mendekati Rasulullah karena sama-sama antusias mendengarkan pembicaraan beliau saw.

BUAH TAWADHU

    Dalam ayat tersebut Allah berfirman: "...lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu". Menurut Imam Ibnu Katsir, susunan pernyataan Allah itu menunjukkan bahwa pahala suatu amal shalih itu sejenis dengan amalan itu sendiri (tentunya dengan kualitas dan kuantitas yang lebih besar. Wallahu a'lam). Sebagaimana hadits Rasulullah saw: "Siapa saja yang membangun sebuah masjid karena Allah, niscaya Allah akan membangun sebuah rumah bentuknya di Surga".
                Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: "Siapa saja yang mendahulukan seorang yang sedang mengalami kesulitan (misal keuangan), niscaya Allah akan memudahkan dia di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa akan menolong hambaNya selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya".
                Allah berfirman: "Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat".
Imam Az Zamakhsyari (ibidem), menukil pendapat Imam Ahmad yang mengatakan bahwa balasan berupa peningkatan derajat dalam ayat itu sesuai dengan amal yang bersangkutan. Sebab yang diperintahkan adalah melapangkan majlis agar mereka tidak saling berebut dan saling sikut untuk mendekati tempat yang tinggi di sekitar Rasulullah. Siapa saja yang tunduk dengan perintah Allah, berarti memberi kesempatan kepada orang lain untuk maju dan mengundurkan diri dari rebutan itu lantaran tawadlu' (rendah hati) dan taat kepada Allah SWT. Dan untuk memudahkan orang-orang berilmu bersikap tawadlu' Allah menjanjikan pahala pengangkatan derajat bagi mereka. RAsulullah saw bersabda: "Siapa saja yang bertawadlu' (bersikap rendah hati) karena Allah, niscaya Allah akan meninggikannya".

KEUTAMAAN ORANG BERILMU

                Allah SWT telah menjanjikan dalam ayat tersebut bahwa Dia akan mengangkat derajat orang-orang mu'min yang tunduk kepada perintahNya dan perintah RasulNya. Dan secara khusus Allah menyebut janji itu untuk orang-orang yang berilmu diantara orang-orang yang beriman itu. Janji Allah SWT secara nyata menandaskan penghargaan Islam kepada ilmu dan orang-orang yang berilmu. Bahkan dalam ayat lain Allah memberikan penghargaan secara khusus kepada orang-orang berilmu dalam firmanNya: "Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang berakallah yang dapat menerima pelajaran" (TQS. Az Zumar: 9)

                Imam Az Zamakhsyari (ibidem) mengutip sejumlah hadits yang menunjukkan keutamaan orang-orang berilmu dari orang-orang yang tidak berilmu.
"Jarak antara seorang alim (orang yang berilmu) dan seorang abid (tukang ibadah yang tidak berilmu) adalah seratus derajat/tingkat. Jarak diantara dua tingkat itu adalah perjalanan kuda selama 70 tahun" (HR Abu Ya'la dan Ibnu Adi).

"Keutamaan seorang alim atas seorang abid bagaikan keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang" (HR Ashabu as-Sunan)

"Pada hari kiamat nanti ada tiga golongan yang akan memberi syafa'at, para nabi, lalu para ulama, lalu para syuhada" (HR Ibnu Majah, Abu Ya'la, Ibnu Adi, al Aqili dan al Baihaqi).

                Kata Az Zamakhsyari, agungnya martabat orang-orang berilmu berdasarkan kesaksian Rasulullah adalah berada diantara para nabi dan para syuhada.
                Imam Ibnu Katsir (ibidem), mengutip hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Abi Thufail Amir bin Watsilah bahwasanya Nafi' bin abdil Harits bertemu dengan Umar bin al-Khaththab ra di Asfan --waktu itu Umar telah mengangkatnya sebagai wali (gubernur) Makkah, lalu Umar bertanya kepadanya: "Siapa yang engkau serahi melaksanakan tugasmu di sana?" Abdul Harits menjawab: "Ibnu Abzy, seorang maula (mantan budak kami)". Umar bertanya, "Anda serahkan kepemimpinan kota Makkah kepada seorang maula?". Dia menjawab, "Wahai amirul mu'minin, dia ini seorang pembaca (qori') kitabullah dan alim tentang fara'idl" Lalu Umar ra berkata: Sesungguhnya nabi kalian telah bersabda: "Sesungguhnya dengan kitab Al-Qur'an ini Allah mengangkat (martabat) suatu kaum dan meletakkan yang lain".

                Kini jelaslah bahwa ilmu menjadi sebab naiknya derajat seseorang, bukan nilai rapor, gelar-gelar akademis, ijazah atau sertifikat! Oleh karena itu, pantaslah Ibnu Mas'ud ra apabila membaca ayat ini beliau mengatakan: "Wahai manusia pahamilah ayat ini dan hendaklah ayat ini membuat kalian mencintai ilmu".

BUKU HARIAN


Hasil gambar untuk buku catatan amal


Setiap orang mungkin memiliki buku harian untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam hidupnya. Di samping buku harian itu, setiap manusia sesungguhnya memiliki buku harian yang lain lagi, yaitu buku harian (kitab) yang dibuat oleh malaikat untuk mencatat setiap perilaku dan amal perbuatan manusia, besar maupun kecil, baik maupun jahat.
Informasi mengenai pencatatan amal dalam 'buku harian' itu terbaca dengan jelas dalam firman Allah, Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat nadinya sendiri, yaitu ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri (QS Qaf: 16-17).
Ayat tadi, menurut tafsir Zamakhsyari, mengandung makna bahwa Allah SWT Maha Halus (lathif). Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, termasuk hal-hal yang tebersit dalam jiwa manusia, bahkan yang lebih samar dari itu sekalipun. Maka, tak ada yang lebih dekat kepada manusia daripada Allah SWT. Jika demikian ilmu dan pengawasan Allah, mengapa masih juga diperlukan kehadiran dua malaikat yang memantau dan mencatat amal perbuatan manusia?
Jawabannya, menurut Zamakhsyari, ialah agar catatan amal yang dibuat malaikat itu dapat dipergunakan sebagai alat bukti pada sidang pengadilan kelak di Hari Kiamat. Hikmah lainnya ialah agar manusia menyadari betapa ketat kontrol dan pengawasan Allah SWT. Dengan menyadari pengawasan yang dilakukan malaikat, selain pengawasan langsung dari Gusti Allah, diharapkan manusia memiliki kesadaran untuk menghentikan dan mengakhiri berbagai keburukan yang dilakukannya di satu pihak, dan memiliki dorongan dan semangat untuk melakukan berbagai kebajikan dan amal saleh di lain pihak. (Tafsir al-Kasysyaf: IV/6).
Hikmah atau pesan moral di balik pengawasan ini juga terbaca dengan jelas dalam suatu riwayat yang menerangkan tentang kehadiran dua malaikat pencatat amal itu. Dalam riwayat ini disebutkan bahwa dua malaikat itu duduk di rongga mulut kita. Mereka menulis amal perbuatan kita dengan lidah kita sebagai penanya dan ludah kita sebagai tintanya. Lalu, Nabi mengingatkan kita semua. Katanya, Apakah kalian akan berbuat sewenang-wenang atau berbuat sesuatu yang tidak ada nilainya tanpa rasa malu kepada Allah dan kepada dua malaikat yang mencatat amal perbuatanmu itu? Ini berarti, kesadaran manusia terhadap adanya pengawasan Allah dan malaikat sungguh amat penting. Untuk meningkatkan kesadaran ini, para sufi biasa membuat buku harian sendiri, bukan untuk mencatat prestasi dan bintang penghargaan yang diperoleh, melainkan justru untuk mencatat keburukan dan kejahatan mereka sendiri. Buku harian semacam ini, menurut Ghazali, penting sekali 'karena manusia memiliki kecenderungan untuk melupakan dosa-dosanya'. Padahal, sekiranya setiap kali berbuat dosa manusia meletakkan batu kerikil di halaman rumahnya atau di halaman kantornya, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama halaman itu akan penuh dengan kerikil.
Di sinilah pentingnya buku harian itu. Setiap orang dapat becermin lewat buku hariannya sendiri. Wajahnya utuh, retak-retak, atau bopeng, kelihatan semua di situ.


 [REPOST]
 sumber : Anonim 

Adab Suami terhadap Isteri

sumber : kawanimut

1.        Mengadakan walimatul ‘ursy (jamuan kenduri) ketika akan menikah 

2.       Hendaklah bersabar dalam memperbaiki tingkah laku istri yang tidak/kurang baik.  Sabda Nabi saw, "Barangsiapa bersabar atas perangai buruk isterinya , ia dianugerahkan oleh Allah pahala seperti diberi pada nabi Ayub dan barangsiapa bersabar atas perangai buruk suaminya niscaya ia dianuagerahi oleh Allah pahala seperti Asiah isteri Fir'aun”.

3.       Hendaklah menegur dan marah jika istri melakukan perbuatan yang melanggar syariat (yang disukai oleh nafsu perempuan itu menyalahi syariat).  Sabda Nabi saw, "Binasa dan jahat lelaki yang jadi hamba isterinya. Apabila seorang lelaki mengikuti isterinya dalam sesuatu yang disukai oleh hawa nafsu isterinya , jadilah dia hamba isterinya dan  binasalah dia dan jadilah dia diperintah oleh isterinya (dirinya jadi milik perempuan dan bukan sebaliknya)”.

4.      Cemburu secara wajar

5.  Tidak biarkan isterinya berbicara dengan lelaki lain atau membiarkan lelaki lain masuk kedalam rumahnya tanpa izinnya. Dan tidak pula berlebihan dalam berprasangka kepada istrinya tanpa suatu sebab yang jelas

6.      Suami hendaklah mengajar fardhu ain termasuk hukum haid kepada isterinya.

7.    Suami hendaklah memerintahkan isterinya untuk melaksanakan shalat. Jika ia engan maka asingkanlah tidur dengannya 1 hingga 3 malam.  Jika istri masih melalaikan shalatnya, pukul sedikit tanpa melukai fisiknya.

8.      Hendaklah suami ridho terhadap istrinya untuk masuk syurga saat istrinya meninggal dunia. 

Dari kitab sirilsalikin
From : "M & M" <tw9796@pd.jaring.my>


Jumat, 24 November 2017

Aliran rasa game level 1



Menjalani game level satu tentang komunikasi produktif memberikan tantangan dalam konsistensi dan upgrade kapasitas diri.  Setoran tugas yang harus dilakukan selama minimal 10 hari menjadi tantangan bagaimana diri bisa memanajemen waktu dan perasaan untuk bisa melaksakannya.  Tantangnya ada saat memulai kasus apa yang akan diangkat hari ini untuk menjalankan komunikasi produktif.  Setelah menemukannya,maka sehari itu fokus untuk menerapkan komunikasi produktif.  Malam adalah kesempatan untuk menulis tugas, dan menyetorkannnya melalui FB dang from.   Tantangan selanjutnya ada disini,bagaimana harus meninggu lemotnya sinyal hotspot dari hari ke laptop, sehingga membuka blog, kolom fb untuk copy link, dang form bisa menunggu hampir  1 jam.  mata dan tubuh yang menuntut haknya untuk segera istirahat harus ditahan tahan sebentar, memastikan semuanya terupload.  Alhamdulillah dalam pelaksanaanya saya berhasil konsisten melaksanakan game level 1 untuk 15 hari berturut  turut, sayangnya di hari ke 15, link blog hasil laporan komuniasi produktif hari ke 15 gagal terupload di gform sehingga hanya terbaca 14 tugas yang disetor.  Perlu motivasi yang kuat untuk bisa konsisten melaksanakan game level 1 ini

Kamis, 16 November 2017

#Day 15: Empati untuk Damai –Tantangan 10 hari komunikasi produktif



           
            Komunikasi yang melibatkan orang orang dewasa akan sangat banyak gesekan yang membuat tidak nyaman karena masing2 sudah memiliki sifat ‘keakuan’.  Oleh karena itu sangat diperlukan pengendalian diri yang luar biasa terutama komunikasi yang melibatkan lelaki dan perempuan (red: suami istri).  Kebanyakan singgungan dalam komunikasi yang aku jalani dengan suami diawali dari sikapku yang suka tersinggung, diam, ngambekan jika ada sesuatu hal yang tak cocok di hatiku hingga suami merasa tidak nyaman.  Kondisi ini membuat suamipun badmood.  Sikap fitrah wanita yang ingin di mengerti, minta diperhatikan, minta dipahami dengan kode terkadang tidak ditangkap oleh suami sehingga membuat suasana hati kacau, raut muka masam dan nada suara yang jutek.
            Hari ini aku mencoba memahami keadaan dan mengkondisikan diri dari hal yang tidak nyaman dihati karena suami. Aku memperbanyak dzikir minta dilembutkan hati agar lebih nerimo dengan keadaan yang sedang dijalani.  Biasanya dalam kondisi ini, aku sudah diam menahan kesal.  Tapi alhamdilullah aku bisa belajar empati, mengontrol hati dan nada suara agar tidak naik intonasi..

#hari15
#gamelevel1                                                                
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip











Rabu, 15 November 2017

MENGENALKAN EMOSI KE BALITA


Aqila Seorang balita tiga tahun yang pada saat itu lagi hobi-hobinya ngelampiasin emosi. Adalah suatu ketika, dia kesel sama temen mainnya, lalu diambilnya batu kerikil dan dia lempar batu tersebut ke temen-temennya. Laku si anak di lihat oleh ibunya, kemudia si Ibu membawa pulang anaknya sambil diiringi ratusan omelan.  Setelahnya aqila di hukum ibunya,gak boleh main sore selama sepekan. Tapi si anak 3 tahun ini masih tertangkap basah "main tangan"
lagi saat lagi kesal atau marah. "Duh ni anak kok jadi suka mukul sih? Belajar dari mana sih ini?"
pikir si ibu dalam hati sambil was was, duh bakalan suka mukul gak ya ni anak sampai besar nanti? Adakah ayah bunda yang belakangan ini memiliki pertanyaan yang sama?  seringkali anak memukul bukan karna dia suka mukul. Atau indicator dewasanya bakal jadi orang yang suka mukul. 

Anak memukul itu bukan sifat. Bukan karakter. Tapi karna ketidakmampuan anak mengelola emosi, terutama emosi marah.  Pada saat marah reaksi fisik yang muncul adalah Jantung berdebar, syaraf tegang, nafas lebih cepat, tangan mengepal.  Bedanya dengan balita, ketika orang dewasa marah, reaksi mereka tidak langsung memukul, tapi Marah itu dikelola dulu sama otak kita untuk dialihkan dalam bentuk lain selain memukul.  Misalnya seperti yang dicontohkan rasul.  Itu bedanya anak anak dan orang dewasa. Saat marah, anak baru mampu mengikuti reaksi fisik yang ia rasakan. Saat kesel, tangan tiba tiba mengepal, ya udah pukul. Saat marah, syaraf menegang, ya udah serang.  Jadi sebegai orang tua kita harus bagaimana?

Mengenalkan emosi dan cara mengelolanya adalah kuncinya.  Saat anak ketahuan mukul temen, sesegera mungkin pisahkan. Bawa anak untuk bicara. Ajak ia untuk merefleksi tentang APA yang ia rasakan. Kenalkan, dan bantu ia menamai emosi apa yang dia rasakan. Lalu beritahu anak bahwa ada beberapa cara menyelesaikan masalah yang kurang oke untuk digunakan. Memukul adalah salah satunya. Setelah itu, bisa sama sama diskusi. Di kemudian hari, kalau ada emosi marah lagi yang muncul, baiknya gimana yaa supaya gak perlu mukul
mukul lagi? Beri instruksi sejelas mungkin dengan bahasa yang mudah dipahami anak.  Anak yang mampu mengenali emosinya, akan lebih peka dengan perasaannya. Dan saat dibekali cara untuk mengelolanya, ia akan punya kuasa penuh atas dirinya dan tidak mudah terbawa emosi, apapun yang terjadi di sekitarnya.

(lanjut ke aqila) ibu aqila mencoba memberi instruksi se-konkrit mungkin supaya mudah dipahami, "Aqila, kapanpun Aqila ngerasa dada berat.. Panas.. Tangan mengepal.. Trus kesseeeel banget. Itu namanya Aqila lagi marah. Kalo lagi kayak gitu, lari menjauh dulu yaa dari temen temen. Kalo keselnya udah hilang, baru balik lagi deketin temen temen.." Beberapa hari kemudian, si 3,5 tahun kami pulang ke rumah dengan penuh laporan, "Ami ami.. Tadi kan Aqila gak diajak main.. Aqila disini (nunjuk dada) rasanya panas. Kesel. Trus Aqila lari aja dulu jauhin temen temen. Eh abis itu jadi gak kesel lagi, Miii.." Wajahnya berbinar bangga. Tak terkira.


Sumber : cerita bunda Aqila (dengan sedikit edit bahasa)
@ facebook.com/hsmuslimnusantara
@ FB: HSMuslimNusantara Pusat
@ instagram: @hsmuslimnusantara
@ twitter: @hs_muslim_n
@ web: hsmuslimnusantara.org

FASE EGO SENTRIS YANG TIDAK TUNTAS DI USIA TK & SD AKAN TERBAWA TERUS HINGGA REMAJA DAN DEWASA


Oleh : ayah edy

Apakah fase Ego Sentris itu ? mari kita simak kisah berikut ini. Suatu ketika ada seorang ibu yang memiliki anak berusia 16 tahun datang kepada saya, untuk mengeluhkan prilaku anaknnya katanya sangat bermasalah. Bayangkan katanya; anak saya ini sudah tidak bisa di atur lagi, bahkan jika dia bicara ke saya, sering memaki-maki dengan perkataan yang kotor, dan bahkan pernah beberapa kali dia memukul saya...., Sambil menagis si ibu ini terus melanjutkan ceritanya... Selain itu saya sama sekolah juga sering di panggil, karena anak ini sering memukul atau bahkan berkelahi disekolah.
Aduh saya sepertinya sudah tobat dengan perilaku anak saya ini.....,saya tidak tahu lagi harus bagaimana....? rasanya saya sudah putus asa....., setiap kali saya mengadukan hal ini pada suami, malah yang saya dapat adalah kemarahan tambahan dari suami saya...

Sungguh pada akhirnya saya juga jadi bingung harus mulai dari mana untuk bisa membantu ibu ini......, yang pasti ini semua merupakan sebuah proses panjang dari suatu kesalah pengasuhan dan pendidikan dari kedua orang tuanya. Para orang tua dan guru yang berbahagia namun kali ini saya tidak ingin membahas tentang bagaimana cara memperbaiki perilaku anak ini, melainkan, saya lebih ingin untuk mengajak para orang tua untuk tahu bagaimana mencegah agar hal yang sama tidak terjadi pada anak kita dirumah.
Para orang tua yang berbahagia, Tahukah kita bahwa kita hanya punya kesempatan mendidik anak kita untuk menjadi anak baik sangat terbatas sekali. Yakni sejak usia mereka balita hingga kira-kira di usia sekolah SMP akhir. Setelah itu kebanyakan anak akan sangat sulit sekali di ubah menjadi baik. Kecuali dengan cara-cara tertentu yang agak sedikit ekstrim. Namun demikian sesungguhnya tiap orang tua dapat mencegahnya sebelum ini terjadi; yakni dengan menggunakan kesempatan emas mendidik anak teserbut.
Menurut penelitian Ibu Dawna Markova, diketahui bahwa prilaku anak itu mulai dibentuk sejak usia Balita; yakni mulai fase Ego Sentris dimana anak merasa paling benar, paling penting sendiri, tidak bisa memahami hak dan keberadaan orang lain. Diharapkan pada fase ini peran orang tua adalah untuk mengajari anaknya untuk bisa berbagi dan memahami hak orang lain.

Kemudian berlanjut pada fase berikutnya yang di sebut sebagai gank age awal yakni usia SD yang di tandai dengan keinginan anak untuk di terima oleh orang lain atau kelompoknya; dengan cara meniru-niru prilaku teman-teman di kelompoknya. Pada fase ini peran orang tua di harapkan dapat mengajak anak berdiskusi mengenai nilai-nilai baik dan buruk dari sebuah prilaku yang ditiru oleh anaknya sampai ia paham betul. Tentunya tanpa harus memarahi anak, karena pada fase ini anak sering kali tidak tahu kalau yang ditirunya itu buruk, karena mereka memang belum memiliki acuan tentang baik dan buruk.
Setelah itu ia fasenya akan beranjak memasuki usia Gank Age Tengah pada usia SMP. Pada fase ini biasanya seorang anak tidak hanya masih meniru budaya kelompoknya tapi bahkan mulai tumbuh keinginan untuk tampil beda agar mendapat perhatian dari anggota kelompoknya atau
orang-orang di sekitarnya; oleh karena itu anak-anak SMP kita yang tidak terkelola mulai menujukkan prilaku-prilaku seperti mengubah model rambut agar tampak agak nyentrik, kemudian menggunakan gelang, anting atau mulai mencoba merokok, tawuran dsbnya sampai yang terparah adalah perbuatan criminal dan narkoba.
Ini semua pada awalnya hanya dengan tujuan untuk menonjolkan diri di depan teman temannya untuk mencari-cari perhatian namun pada akhirnya justru malah ke bablasan.  Pada fase ini orang tua dan guru diharapkan dapat membantu anak untuk menemukan keunggulan alaminya, agar ia bisa mendapat perhatian dari hal tersebut; seperti misalanya anak yang kuat di sport di dorong untuk masuk kursus/club sport, bagi anak yang suka tampil bicara berikan kesemptan untuk mengikuti lomba-lomba puisi, pidato,debat, untuk anak yang suka kekerasan dimasukkan ke klub bela diri dsb. Jadi mereka tahu apa yang menjadi keunggulan alami yang bisa dipamerkan pada kelompoknya untuk mendapatkan perhatian. Tidak harus mencari-cari yang pada akhirnya sering menjerumuskan mereka ke prilaku-prilaku terlarang. Dan apa bila masa SMP ini tidak berhasil kita kelola dengan baik prilaku anak kita maka setelah itu akan sulit untuk mengubahnya. Kenapa....? karena setelah itu dia akan memasuki fase identitas; yakni sebuah fase penetapan nilai dan konsep diri seorang anak. Jika dia menganggap hal negatif seperti kebut-kebutan adalah hal yang oke bagi dirinya; maka dia akan mengakuinya itu sebagai hal baik, dan akan sulit bagi kita untuk mengubahnya..

Jadi sekali lagi mari kita kawal masa-masa perkembangan anak kita mulai dari BALITA hingga menjelang SMA. Jika anda berhasil melakukannya maka selamatlah anak kita; dan anda mulai bisa melepas dia untuk berpisah melanjutkan studinya di perguruan tinggi dengan relatif aman. Namun jika tidak dia akan cenderung terus membuat masalah dimanapun dia berada. Itulah mengapa kita sering menemukan orang dewasa yang orangnya selalu saja membuat ulah dan membuat orang lain jengkel, atau yang sering disebut sebagai trouble maker. merasa diri paling benar, dan suka memaksakan kehendak dengan cara-cara kekerasan. Apakah diantara kita ada yang pernah menemui orang-orang seperti ini di sekitar kita ? Mudah-mudahan tidak ya ayah bunda?


#Day 14: Toilet Pagi –Tantangan 10 hari komunikasi produktif


            Seperti biasa, hari ini kamu bangun saat jam shalat subuh.  Bedanya pagi ini kamu bangun tanpa drama tangis.  Setelah mi shalat subuh, mengajakmu  untuk beranjak dari tempat tidur.  Dengan malas kamu ikuti perintah umi.  Saat subuh adalah waktu yang sangat efektif menambah hafalan qur’an.  Mi menawari mu membaca qur’an bersama, dan kamu mengikuti gerak mulut mi dengan cadel sambil bolak balik alqur’an.
            Jam pagipun adalah jam rawan untuk BAB, termasuk kamu.  Diapers mu telah mi lepas karena sudah penuh.  Tak lama mengenakan celana pendek mi liat dirimu mengambil posisi untuk siap2 BAB. 
“Azam mau pup? Kamar mandi yu…”, awalnya kamu menolak. Aku terus mencoba membujuk hingga kamu mau ikut ke kamar mandi.  Sesampai di kamar mandi ini membimbing mu mengambil posisi duduk di bibir toilet.  Kamu mengikuti mi.  mi menunggu dan akhirnya kamu berhasil pup di toilet hari ini.  Mi bahagia.  Semoga ini jadi awal yang baik untuk target Toilet Training kedepan.
           

#hari14
#gamelevel1                                                                
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip