Bahwa
segala aktivitas yang kita lakukan adalah karena ALLah, untuk mengharapkan akhirat
dan ridho Allah. Ketika kita mendapatkan
akhirat, maka kita pasti akan mendapatkan dunia juga. Bagaimana bisa? Begini, segala aktivitas kita
adalah ibadah jika kita niat melakukannya karena Allah. Seperti shalat, puasa, zakat, haji yang
sebelum kita melakukannya ada lafaz niat yang harus kita ucapkan agar ibadah
tersebut sah dan diterima oleh Allah.
Nah ibadah shalat, puasa, zakat, haji itu kita laksanakan karena
perintah Allah, agar diakhirat nanti kita bisa bahagia masuk syurga.
Ibadah
bagi muslim itu tidak hanya sebatas dalam rangkaian rukun islam saja, tetapi
segala aktivitas kebaikan yang kita lakukan dan diniatkan karena Allah adalah
ibadah. Contohnya seorang mahasiswa yang
kuliah menuntut ilmu dengan niat bukan karena ALLah berbeda dengan mahasiswa
yang kuliah mengawali niat karena ALLah. Mahasiswa pertama segala aktivitas
kuliahnya hanya sampai diurusan dunia saja. Misal niatnya untuk mendapatkan
nilai cumlaude dan setelah lulus bisa
mendapatkan pekerjaan yang bergengsi.
Maka di saat menjalani aktivitas bisa jadi ia akan menempuh segala cara
untuk mendapatkan apa yang ia niatkan termasuk dengan jalan yang salah. Mengapa? Karena dia tidak punya rasa di awasi
oleh Allah yang akan menuntut segala keburukan yang ia kerjakan. Misalnya Mencontek saat ujian, plagiat tugas
laporan demi nilai tinggi, melalaikan bahkan meninggalkan shalat saat praktikum
mata kuliah berlangsung karena takut dengan dosen atau asisten. Bisa jadi dia
hanya mendapatkan lelah dan rasa tertekan. Sudah mentok didunia saja.
Mahasiswa
yang menjalani kuliah dengan niat karena Allah maka ia akan mendapatkan
kebaikan akhirat dan dunia juga. Bagaimana bisa? Begini, mahasiswa yang telah
meniatkan kuliah karena Allah, dia paham dan mengerti bahwa menuntut ilmu itu
adalah kewajiban, bahwa Allah meninggikan beberapa derajat orang yang berilmu,
firman Allah:
“Wahai Orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian “
Luaskanlah tempat duduk “ di dalam Majlis-majlis maka luaskanlah(untuk orang
lain), Maka Allah SWT akan meluaskan Untuk kalian, dan apabila dikatakan
“berdirilah kalian” maka berdirilah, Allah
mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu
beberapa derajat, Allah maha mengetahui atas apa-apa yang kalian kerjakan”,
(QS. Mujadillah:11)
Usaha
yang dilakukan untuk mendapatkan akhirat dan dunia bersamaan misalnya dengan
belajar sungguh sungguh agar bisa menjawab soal ujian, membaca banyak referensi
agar laporan yang ditulis berkualitas. Karena
ia tau bahwa Allah itu suka yang kejujuran, dan jujur akan beri ganjaran
pahala. Berani meminta izin ke dosen
atau asisten saat waktu shalat tiba, karena ia paham bahwa Allah pasti akan
menolong hamba yang menjaga kewajiban2nya untuk Nya, maka dilembutkanlah hati
dosen atau asisten untuk memberi izin kemahasiswa tersebut. Setelah shalat, hati dan fikiran segar
kembali untuk mengikuti kuliah praktikum dengan baik sehingga pemahaman akan
ilmu bertambah dan mudah dalam menjawab soal ujian di akhir nanti. Nah ia dapat
akhirat dan juga dunia.
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di
akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang
menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan
dunia dan tidak ada baginya suatu bahagia pun di akhirat.” (QS. Asy-Syura: 20)
Nah,
Allah sendiri yang jamin kalau segala aktivitas kita untuk cari akhirat, gak
perlu repot2 ngejar dunia, karena dunia akan ikut dengan sendirinya. Walaupun begitu bukan berarti kita
meninggalkan urusan dunia sama sekali. Kita
mencari dunia,untuk mengejar akhirat. Saat
kita kuliah ilmu pengetahuan yang kita dapatkan akan membuat semakin dekat
dengan Allah, membuat kita semakin bertasbih memuji ciptaan Allah yang Maha
Sempurna dan tidak membuat kita sombong.
Contoh lainnya kita ingin jadi orang kaya berharta. Nah harta kita itu kita niatkan untuk akhirat
misal untuk sedekah, jihad, santunan bagi yang membutuhkan.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak akan menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash: 77)
Rasulullah juga menasehati kita lewat sabdanya,
“Barangsiapa
yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan
rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta
datanglah dunia kepadanya dengan hina. Tapi barangsiapa yang kehidupan dunia
menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan kedua
matanya dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak bakal datang kepadanya,
kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmidzi)
Memohonlah selalu kepada Allah
agar diberi kekuatan untuk selalu memperbaharui niat melakukan segala sesuatu
karena Allah seperti yang DIA perintahkan,
“Katakanlah:
Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama menyerahkan diri
(kepada Allah).” (QS. Al-An’am: 162-163)
Letakkan
dunia di genggaman sedangkan akhirat dihati agar tidak menjadi orang yang
merugi. Karena dunia dan akhirat tidak bisa berkumpul dalam satu hati kecuali
ia berjalan beriringan dengan persentase perbandingan seimbang 70% akhirat dan
30% dunia.
“Adapun orang
yang melampaui batas. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia. Maka,
sesungguhnya neraka lah tempat tinggal(nya).” (QS. An’Naziat: 37-39)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar