Selasa, 14 November 2017

Makna Mengejar Akhirat

sumber: Dokumentasi Pribadi

                Bahwa segala aktivitas yang kita lakukan adalah karena ALLah, untuk mengharapkan akhirat dan ridho Allah.  Ketika kita mendapatkan akhirat, maka kita pasti akan mendapatkan dunia juga.  Bagaimana bisa? Begini, segala aktivitas kita adalah ibadah jika kita niat melakukannya karena Allah.  Seperti shalat, puasa, zakat, haji yang sebelum kita melakukannya ada lafaz niat yang harus kita ucapkan agar ibadah tersebut sah dan diterima oleh Allah.  Nah ibadah shalat, puasa, zakat, haji itu kita laksanakan karena perintah Allah, agar diakhirat nanti kita bisa bahagia masuk syurga.   
                Ibadah bagi muslim itu tidak hanya sebatas dalam rangkaian rukun islam saja, tetapi segala aktivitas kebaikan yang kita lakukan dan diniatkan karena Allah adalah ibadah.  Contohnya seorang mahasiswa yang kuliah menuntut ilmu dengan niat bukan karena ALLah berbeda dengan mahasiswa yang kuliah mengawali niat karena ALLah. Mahasiswa pertama segala aktivitas kuliahnya hanya sampai diurusan dunia saja. Misal niatnya untuk mendapatkan nilai cumlaude dan setelah lulus bisa mendapatkan pekerjaan yang bergengsi.  Maka di saat menjalani aktivitas bisa jadi ia akan menempuh segala cara untuk mendapatkan apa yang ia niatkan termasuk dengan jalan yang salah.  Mengapa? Karena dia tidak punya rasa di awasi oleh Allah yang akan menuntut segala keburukan yang ia kerjakan.  Misalnya Mencontek saat ujian, plagiat tugas laporan demi nilai tinggi, melalaikan bahkan meninggalkan shalat saat praktikum mata kuliah berlangsung karena takut dengan dosen atau asisten. Bisa jadi dia hanya mendapatkan lelah dan rasa tertekan. Sudah mentok didunia saja.
                Mahasiswa yang menjalani kuliah dengan niat karena Allah maka ia akan mendapatkan kebaikan akhirat dan dunia juga. Bagaimana bisa? Begini, mahasiswa yang telah meniatkan kuliah karena Allah, dia paham dan mengerti bahwa menuntut ilmu itu adalah kewajiban, bahwa Allah meninggikan beberapa derajat orang yang berilmu, firman Allah:

“Wahai Orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian “ Luaskanlah tempat duduk “ di dalam Majlis-majlis maka luaskanlah(untuk orang lain), Maka Allah SWT akan meluaskan Untuk kalian, dan apabila dikatakan “berdirilah kalian” maka berdirilah, Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat, Allah maha mengetahui atas apa-apa yang kalian kerjakan”, (QS. Mujadillah:11)

                Usaha yang dilakukan untuk mendapatkan akhirat dan dunia bersamaan misalnya dengan belajar sungguh sungguh agar bisa menjawab soal ujian, membaca banyak referensi agar laporan yang ditulis berkualitas.  Karena ia tau bahwa Allah itu suka yang kejujuran, dan jujur akan beri ganjaran pahala.  Berani meminta izin ke dosen atau asisten saat waktu shalat tiba, karena ia paham bahwa Allah pasti akan menolong hamba yang menjaga kewajiban2nya untuk Nya, maka dilembutkanlah hati dosen atau asisten untuk memberi izin kemahasiswa tersebut.  Setelah shalat, hati dan fikiran segar kembali untuk mengikuti kuliah praktikum dengan baik sehingga pemahaman akan ilmu bertambah dan mudah dalam menjawab soal ujian di akhir nanti. Nah ia dapat akhirat dan juga dunia.

“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagia pun di akhirat.” (QS. Asy-Syura: 20)
                Nah, Allah sendiri yang jamin kalau segala aktivitas kita untuk cari akhirat, gak perlu repot2 ngejar dunia, karena dunia akan ikut dengan sendirinya.  Walaupun begitu bukan berarti kita meninggalkan urusan dunia sama sekali.  Kita mencari dunia,untuk mengejar akhirat.  Saat kita kuliah ilmu pengetahuan yang kita dapatkan akan membuat semakin dekat dengan Allah, membuat kita semakin bertasbih memuji ciptaan Allah yang Maha Sempurna dan tidak membuat kita sombong.  Contoh lainnya kita ingin jadi orang kaya berharta.  Nah harta kita itu kita niatkan untuk akhirat misal untuk sedekah, jihad, santunan bagi yang membutuhkan. 

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak akan menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash: 77)

Rasulullah juga menasehati kita lewat sabdanya,
 “Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia kepadanya dengan hina. Tapi barangsiapa yang kehidupan dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan kedua matanya dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak bakal datang kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmidzi)

                Memohonlah selalu kepada Allah agar diberi kekuatan untuk selalu memperbaharui niat melakukan segala sesuatu karena Allah seperti yang DIA perintahkan,
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al-An’am: 162-163)

Letakkan dunia di genggaman sedangkan akhirat dihati agar tidak menjadi orang yang merugi. Karena dunia dan akhirat tidak bisa berkumpul dalam satu hati kecuali ia berjalan beriringan dengan persentase perbandingan seimbang 70% akhirat dan 30% dunia.


“Adapun orang yang melampaui batas. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia. Maka, sesungguhnya neraka lah tempat tinggal(nya).” (QS. An’Naziat: 37-39)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar