Tantangan dari kelas bunsay ini membuatku yang dari seorang ibu/istri
irit bicara mencoba untuk lebih cerewet dengan penuh ekspresi body language.
Benar saja, hari pertama dan kedua menjalankan game ini, mencoba banyak mengeluarkan
kata dan bahasa tubuh yang positif membuat hubungan keluarga semakin hangat.
Ini juga dikarenaka mood ku sedang baik, jika tidak terkadang males untuk
banyak komentar hehehe..PR ini untuk diubah.
Bahasa tubuh ku yang kaku semakin
terwarnai dengan hadirnya si ceria sanguin pak suami. Sejujurnya beliau lebih pintar mengambil hati
anak kecil dengan berbagai ekspresinya dari pada aku. Seperti hari ini, aku
takjub dengan kemampuannya membujuk ikhwan kecil kami untuk meminum sebotol
susu, padahal sebelumnya aku telah mencoba beberapa kali menawarkannya. Ah,
ekspresi dengan tingkah pola lucu yang membuat anak kecil senang meniru dan
mendekat yang belum bisa aku tiru. Yang aku bisa saat ini hanya dengan bahasa…”
sayang, mau minum susu?, minum susu ya?” dan dengan tegas ikhwan kecil ku
menjawab “ nak (tidak)...” disertai gelengan kepala mungilnya. Dan akhirnya aku
menyerah, meletakkan kembali susu itu ke dalam kulkas.
****
Di usia 21 bulan aku masih mengASIhi azam. NgASI adalah ritual
wajibnya sebelum dan setelah bangun tidur. Ini menjadi PR ku 3 bulan kedepan
untuk mengurangi ASI perlahan agar mudah disapih sehingga saat akan tidur atau
bangun tidur dia tidak nangis sambil mencari asi. Seperti waktu ini dan sebelumnya2 azam
terbangun dengan rengekan tangis sambil memanggil2 uminya..”mih…mih…tutuaa…tutuuuuu…”
aku sengaja memperlambat gerak menemuinya dengan tujuan agar dia belajar bangun
sendiri tanpa menangis. Tetapi gagal setelah aku diamkan lebih dari 5 menit. Dia
tetap masih berteriak dari tempat tidurnya. Aku mengalah menghampirinya. Aku menyodorkan
asi sambil mengajaknya ngobrol agar segera bangun dan menyudahi aktivitas ngASI
yang bisa memakan waktu lama sedang kerja domestic masih menungguku..
“udahan yah mikcunya, mi mw masak lagi…” aku merayu yang disambut
dengan gelengan kepalanya.
“hayuk ikut mi masak yuk, kita kupas bawang…bersihkan sayur
mau?...cuci piring yuk?...liat ikan yuk, tadi mi beli ikan? Mau…?”,semua
tawaran ku di sambut dengan gelengan kepala sambil sesekali menjawab “ nak…nak..!!”
yang berarti tidak. Kesabaran ku mulai terusik. Aku berusaha istighfar sambil
berfikir apa yang sedang menarik perhatiannya.
“eh kita nulis yuk…buat gambar di kertas, pake spidol warna warni. Mau?”,
tanya ku penuh harap dan ternyata disambut dengan reaksi positif. Azam mulai
melonggarkan mulutnya dari sumber ASI sambil semangat beranjak menarik tanganku
dengan komentar lafal cadelnya....”ulis…uliiss…mi…” dan aku pun mengikutinya
dengan langkah bahagia sambil mempersiapkan segala alat alat tulis seperti
janjiku. Alhamdulillah, menulis memang menjad hobi barunya sejak 1 minggu belakangan ini.
****
Note (self reminder) :
Ø Bersabarlah sedikit lagi insyallah akan kau temui jalan keluarnya
tanpa harus mengumbar energy negative
Ø Komunikasi dengan bahasa tubuh lebih efektif untuk menyampaikan pesan
ke batita (Kaidah 7-38-55)
#hari2
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar