Salah satu yang
penting dalam memulai untuk menghafal alquran adalah ikhlas suniah yang semata2
dilakukan hanya karena Allah. Amal tanpa
ikhlas hanya mendapatkan kesia2an. Ketika tidak ada keikhlasan maka saat membuka
catatan amal maka catatan itu kosong. Jadi tetap berupaya menjaga keikhlasan
karena Allah bukan karena yang lain.
Perlunya kita mengkhawatiri jika lahan dakwah yang kita garap tersia2
karena tidak ikhlas, maka mintalah kepada allah untuk menguatkan hati dalam ikhlas. Amal bergantung
pada niat kita. Jika niat kita karena sesuatu, maka kita akan mendapatkan
sesuatu. Jika sesuatu itu adalah karena Allah maka sempurnalah. Diakhirat dikatakan “iqra..!!!” bacalah,
bacalah catatan amal kita dan ketika kita melihat kita akan menemukan segala
catatan amal dengan sangat detil. Karena allah maha teliti.
Antum tidak adakan
bisa menjalankan perintah dakwah jika tidak ada keikhlasan. Korelasi aikhlas sangat erat dengan alto’ah.
Jika banyak menggerutu terhadap sebuah tugas, amal itu
tidak ikhlas. seorang
yang ikhlas itu tidak ada komentar apapun terhadap komentar. Teladan ikhlas dalam dakwah diperlihatkan oleh salah satu
sahabat Rasulullah, Khalid bin walid seorang panglima besar semua pasukan islam pada zaman
khalifah Abu Bakar yang dengan senang hati mengundurkan diri dari jabatan
populer ini hanya karena ingin menjaga keikhlasan diri, keikhlasan hati para
saudara dan tidak ingin menjadi pemicu munculnya rasa iri dihari rekan para
panglima terdahulu. Dalam salah satu pidato dihadapan para prajuritnya khalid
mengatakan
“hari ini adalah hari hari Allah. Tak pantas kita menyombongkan diridan
bertindak melampaui batas. Niat kalian
harus ikhlas karena Allah. Semua yang dilakukan haruslah untuk Allah. Mari kita
bergantian menjadi pemimpin pasukan. Hari ini satu orang jadi panglima, besok
diganti yang lain, lusa diganti yang lain lag, hingga seluruhnya mendapat
kesempatan memimpin.”
Dialah panglima
teladan. Adakah saat ini yang seperti beliau? Bahkan mungkin
berlomba2 mendapatkan posisi populer itu. Setiap
peperang beliau tidak pernah absen. Pada saat perang yarbuk, datang surat dari mesir tentang pemecatan
Khalid jadi panglima dan umar sang khalifah menggantikan jabatannya dengan
teman dekat umar ubaydillah ibnu jarul. Khalid tidak berontak dan protes. Walaupun tidak menjadi
palnglima lagi dia tetap menunjukkan posisi terdepannya dalam peperangan. Tidak
ada penurunan militansi
dakwah sedikitpun dari diri Khalid. Mau jadi
panglima atau tidak sama saja sikapnya seperti saat jadi panglima. Tidak ada
kekecewaan, tidak ada kesedihan. Saat ditanya mengapa, dia menjawab “aku berperang
bukan karena umar, tapi aku berperang karena tuhannya umar”. Motivasi dakwah
adalah pekerjaan saya dan hidup saya. Tidak ada berkeluh kesah dalam dakwah, baik dalam suka maupun
dalam suka. So keep your ikhlas dalam beramal sehingga tidak ada yang sia2. Urgensi
al ikhas. Ilmu, amal, ikhlas. Ilmu tidak ada guna tanpa amal.
Ta’lim pagi jum’at
Rumah Quran IPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar