Rabu, 06 Maret 2013

Cunang,I’m in love



Dont  think it is about my love story..with someone..^^..NO...aku ingin mengubah sedikit presepsi tentang felling in love tak semata hanya pada lawan jenis. Itu cinta yang sangat sempit dan lebih individual menurutku. Cinta yang kurasa ini lebih luas dan lebih bermakna. Ya ini tentang cinta persahabatan.  Starting pointnya begini: kamu sendiri – moving ketempat baru – tanpa teman yang dikenal – menemukan orang2 baru.  Pada tahap ini hanya ada 2 pilihan kamu jadi bagian mereka atau kamu hanya tetap menjadi orang lain bagi mereka. Aku akan memilih yang pertama. Walau diawal aku tidak tahu bagaimana harus menjadi bagian dari mereka dan mereka menjadi bagian dari ku, tpi ada sesuatu energi yang menyatukan kami. Kalau disatukan dengan harta, jabatan dan tahta,ku rasa tak ada lagi cinta itu hingga kini. Yang disatukan itu hati2 kami dalam ikatan persahabatan yang tulus. Hati2 yang datang dari timur hingga barat indonesia yang bertemu dalam bumbung kampus IPB di keluarga Biologi Tumbuhan 12. Cinta itu terungkap pertama kali di Gunung Salak saat kami melakukan praktikum lapangan.
Kata Rasulullah jika kamu ingin kenal dengan seseorang maka tinggallah beberapa hari bersamanya. Selama kebersamaan disana kami benar2 merasakan sebuah anugrah keberadaan setiap nama. 24 orang yang padu dan menyatu kala bersama, dalam frekuwensi jiwa yang sama. Tidak ada gap, tidak ada geng, tidak ada saling menonjolkan diri, tidak ada yang merasa paling hebat, merasa paling pintar, merasa paling berpengaruh, walaupun kami tau orang2 itu ada. Tapi kami berekpresi sama. Membagi porsi cinta yang sama untuk satu dan lainnya. Semuanya sama rata sama rasa. Suatu hubungan yang luarbiasa menurutku karena baru kali ini aku menemukannya.  Beberpa hari setelah pulang,,Grup FB plant biology yang menjadi sarana penghubung dipenuhi dengan luahan kalimat2 syukur dan terimakasih untuk persahabatan ini. Kami bahagia. Hari selanjutnya semakin dekat, semakin kompak.
Satu semester berlalu. Akhir semester dihabiskan dengan agenda masing2 yang pulang ke kampung halaman, yang berkeliling pulau jawa, yang hanya stay di kosan. Taukah kamu ada sesuatu yang terjadi saat kami bertemu mengawali semester 2 ini. Ya..cinta itu ternyata tak seindah dulu, hati tak terikat seerat dulu, jurang2 mulai terbentuk. Semuanya ketahuan saat kami merencana untuk menghabiskan waktu bersama semalam suntuk sebelum kami berpisah dalam waktu dan tuntutan penelitian kedepan. 
Agenda direncanakan tak semulus yang dibayangkan. Tak sekompak biasa. Ntah kenapa saat itu diskusi waktu begitu alot. Banyak pendapat, banyak kepentingan. Dan entah kenapa sikap ego tiap individu begtu mencuat. Kamu mengertikan aja jadinya persahabatan yang didominasi ego, tak ada yang mau mengalah semuanya hanya mw menang sendiri, didengarkan, kemauannya diikuti,diperhatikan lebih, tak ada yang mau mengalah? Yes, right..umur persahabatan itu takkan bertahan lama. Dan persahabatan tak lebih dari sebuah hubungan untung dan rugi. Berteman jika butuh. Sangat tidak tulus. Dan itu yang terjadi saat itu. Aku ini tipikal pribadi yang cuek, tak peduli dengan keadaan sekitarnya. Awalnya aku tak mengkhwatirkan apapun. Ah itu hal biasa, pikirku. Tapi Keadaan agak genting baru aku ngeh. Pasalnya dari Akumulasi dari certa teman2, yang merasa gak enakanlah, yang si ini paling menonjolah, yang si itu paling sibuk lah, yang ini ngambek, yang itu sakit hati, yang sana salah sangka. Endingnya dari 24 orang, yang memutuskan untuk ikut kurang dari setengahnya. Sedih. Dan yang benr2 memperjuangkan hanya 3 or 4 shabat ku.
“kalau kayak gini caranya gak usah pergi aja!”
“ kenapa semuanya pada egois?”
“kenapa tak terus terang aja kalau ada masalah. Kalau gak setuju dengan keputusan ini?”
“kenapa begni dan begtu?”
Malam itu aku menjadi sangat mellow. Ntah kenapa. Ada sesuatu yang hilang. Di hati ini.
****
Akhirnya acara makrab jadi dilaksankan, walau hanya dengan 3,4,5, 10 orang. Siang sabtu hari keberngkatan ke lokasi. Aku berangkat belakangan karena ada kerjaan dilab. Sore hari setelah kerjaan selesai aku mencari transportasi ke  cunang alias curug nangka. Aku pergi dengan berat hati. Bukan karena acaranya, tapi karena aku hanya akan menemui beberapa wajah saja. Tak semuanya seperti di gunung salak waktu itu. Tapi yahh..”tetap semangat ya fa” teriak ku membatin. Ritual dialog diri yang sering kulakukan saat berada dalam keadaan pesimis.
Perjalanan lumayan jauh. Akhirnya angkot yang ku tumpangi sampai di cunangning hill. Udara sejuk menyambut kedatanganku, seketika iya menjalar keseluruh urat syaraf yang tegang beberapa waktu belakang ini.  Gunung salak berdiri kokoh terlihat diujung jalan, langit sudah berubah kuning keemasaan saat itu. Aku berjalan menuju villa sambil mengabadikan pemandangan yang menarik kiri dan kanan jalan. Imajinasi untuk agenda malam yang sepi lenyap seketika sepanjang jalan melewati lukisan alam yang Maha indah, dan bayangan itu baru kembali  lagi ketika aku sampai didepan pintu villa. Sunyi senyap. Tak terdengar canda seperti biasa. Aku menyiapkan diri untuk menerimny. Saat ku buka pintu aku kaget..aku menemukan wajah2 yang diawal ku mendapat informasi gak bisa datang, tapi mereka hadr lebih dulu..sambutan yang hangat...aku sangat bahagiaa detik itu..:)..dan malam itu menjadi malam pembuktian cinta persahabatan kami...ternyata cinta itu tak padam. Kehangatan masih seperti dulu.. hanya saja pada saat itu mungkin persahabatan kami sedang diuji dengan sikap2 kami. Saat jauh bukan berarti cinta pun jauh, tapi pada saat itu setiap diri sedang dituntut untuk lebih memahami satu sama lain karena persahabatan itu dibangun dengan lapang dada untuk menerima dan memahami segala kekurangan sahabat, berbaik sangka, mendahulukan sahabat, dan melakukan yang membuat sahabat senang. Dan persahabatn itu akn direnggangkan  dengan ego, menuntut dipahami, dimengerti, dan buruk sangka.
Maka dalam hubungan persahabatan sediakanlah hatimu seluas samudra yang airnya tawar agar segelas garam tak berasa saat dituang, bukan seteko air yang akan sangat berasa saat dituangi segelas garam.
*sesungguhnya setiap orang yang mampir dalam hidup hadir mengisi episode kita itu tidak ada secara kebetulan. Kehadiran mereka tentu membawa kebaikan2 yang akan disampaikn oleh Sang Pencipta kepada kita. Begitu juga sebaliknya. Karena sesungguhnya aku, kamu, kita dan mereka adalah sang perantara...perantara kebaikan, rezeki dan rahmat Sang Pencipta yang ingin disampaikanNYa. Maka jagalah hubungan persabahatan itu...

Memoriam in Curuk Nangka/02032013
Spesial for my BOT 12’s Family ^^
Dan aku kembali jatuh cinta...



2 komentar:

  1. Yang terpenting untuk selalu ditanamkan dalam diri adalah tidak terlalu berharap sekalipun itu pada sahabat.

    Cukuplah kita dan allah yang tahu betapa sesungguhnya kita menyayangi sahabat kita

    tetup seman9at menulis.

    Salam Penulis!

    BalasHapus
  2. yuhu...^^..thank kavita siregar. tujuan menulis saat ini hanya ingin menyampaikan pesan2 kebaikan yang bermain di kepala..itu aja..:)..semoga bisa jadi amal jariyah ketika sudah berpindah alam..^^

    BalasHapus