Dont
think it is about my love story..with someone..^^..NO...aku ingin mengubah
sedikit presepsi tentang felling in love tak
semata hanya pada lawan jenis. Itu cinta yang sangat sempit dan lebih
individual menurutku. Cinta yang kurasa ini lebih luas dan lebih bermakna. Ya
ini tentang cinta persahabatan. Starting pointnya
begini: kamu
sendiri – moving ketempat
baru – tanpa teman yang dikenal – menemukan orang2 baru. Pada tahap ini
hanya ada 2 pilihan kamu jadi bagian mereka atau kamu hanya tetap menjadi orang
lain bagi mereka. Aku akan memilih yang pertama. Walau diawal aku tidak tahu
bagaimana harus menjadi bagian dari mereka dan mereka menjadi bagian dari ku,
tpi ada sesuatu energi yang menyatukan kami. Kalau disatukan dengan harta,
jabatan dan tahta,ku rasa tak ada lagi cinta itu hingga kini. Yang disatukan
itu hati2 kami dalam ikatan persahabatan yang tulus. Hati2 yang datang dari
timur hingga barat indonesia yang bertemu dalam bumbung kampus IPB di keluarga
Biologi Tumbuhan 12. Cinta itu terungkap pertama kali di Gunung Salak saat kami
melakukan praktikum lapangan.
Kata
Rasulullah jika kamu ingin kenal dengan seseorang maka tinggallah beberapa hari
bersamanya. Selama kebersamaan disana kami benar2 merasakan sebuah anugrah
keberadaan setiap nama. 24 orang yang padu dan menyatu kala bersama, dalam
frekuwensi jiwa yang sama. Tidak ada gap, tidak ada geng, tidak ada saling
menonjolkan diri, tidak ada yang merasa paling hebat, merasa paling pintar,
merasa paling berpengaruh, walaupun kami tau orang2 itu ada. Tapi kami
berekpresi sama. Membagi porsi cinta yang sama untuk satu dan lainnya. Semuanya
sama rata sama rasa. Suatu hubungan yang luarbiasa menurutku karena baru kali
ini aku menemukannya. Beberpa hari setelah pulang,,Grup FB plant biology
yang menjadi sarana penghubung dipenuhi dengan luahan kalimat2 syukur dan
terimakasih untuk persahabatan ini. Kami bahagia. Hari selanjutnya semakin
dekat, semakin kompak.
Satu
semester berlalu. Akhir semester dihabiskan dengan agenda masing2 yang pulang
ke kampung halaman, yang berkeliling pulau jawa, yang hanya stay di kosan.
Taukah kamu ada sesuatu yang terjadi saat kami bertemu mengawali semester 2
ini. Ya..cinta itu ternyata tak seindah dulu, hati tak terikat seerat dulu,
jurang2 mulai terbentuk. Semuanya ketahuan saat kami merencana untuk
menghabiskan waktu bersama semalam suntuk sebelum kami berpisah dalam waktu dan
tuntutan penelitian kedepan.
Agenda
direncanakan tak semulus yang dibayangkan. Tak sekompak biasa. Ntah kenapa saat
itu diskusi waktu begitu alot. Banyak pendapat, banyak kepentingan. Dan entah
kenapa sikap ego tiap individu begtu mencuat. Kamu mengertikan aja jadinya
persahabatan yang didominasi ego, tak ada yang mau mengalah semuanya hanya mw
menang sendiri, didengarkan, kemauannya diikuti,diperhatikan lebih, tak ada
yang mau mengalah? Yes, right..umur
persahabatan itu takkan bertahan lama. Dan persahabatan tak lebih dari sebuah
hubungan untung dan rugi. Berteman jika butuh. Sangat tidak tulus. Dan itu yang
terjadi saat itu. Aku ini tipikal pribadi yang cuek, tak peduli dengan keadaan
sekitarnya. Awalnya aku tak mengkhwatirkan apapun. Ah itu hal biasa, pikirku.
Tapi Keadaan agak genting baru aku ngeh. Pasalnya dari Akumulasi dari certa
teman2, yang merasa gak enakanlah, yang si ini paling menonjolah, yang si itu
paling sibuk lah, yang ini ngambek, yang itu sakit hati, yang sana salah
sangka. Endingnya dari 24 orang, yang memutuskan untuk ikut kurang dari
setengahnya. Sedih. Dan yang benr2 memperjuangkan hanya 3 or 4 shabat ku.
“kalau
kayak gini caranya gak usah pergi aja!”
“
kenapa semuanya pada egois?”
“kenapa
tak terus terang aja kalau ada masalah. Kalau gak setuju dengan keputusan ini?”
“kenapa
begni dan begtu?”
Malam
itu aku menjadi sangat mellow. Ntah kenapa. Ada sesuatu yang hilang. Di hati
ini.
****
Akhirnya
acara makrab jadi dilaksankan, walau hanya dengan 3,4,5, 10 orang. Siang sabtu
hari keberngkatan ke lokasi. Aku berangkat belakangan karena ada kerjaan dilab.
Sore hari setelah kerjaan selesai aku mencari transportasi ke cunang
alias curug nangka. Aku pergi dengan berat hati. Bukan karena acaranya, tapi
karena aku hanya akan menemui beberapa wajah saja. Tak semuanya seperti di
gunung salak waktu itu. Tapi yahh..”tetap semangat ya fa” teriak ku membatin.
Ritual dialog diri yang sering kulakukan saat berada dalam keadaan pesimis.
Perjalanan
lumayan jauh. Akhirnya angkot yang ku tumpangi sampai di cunangning hill. Udara
sejuk menyambut kedatanganku, seketika iya menjalar keseluruh urat syaraf yang
tegang beberapa waktu belakang ini. Gunung salak berdiri kokoh terlihat
diujung jalan, langit sudah berubah kuning keemasaan saat itu. Aku berjalan
menuju villa sambil mengabadikan pemandangan yang menarik kiri dan kanan jalan.
Imajinasi untuk agenda malam yang sepi lenyap seketika sepanjang jalan melewati
lukisan alam yang Maha indah, dan bayangan itu baru kembali lagi ketika
aku sampai didepan pintu villa. Sunyi senyap. Tak terdengar canda seperti
biasa. Aku menyiapkan diri untuk menerimny. Saat ku buka pintu aku kaget..aku
menemukan wajah2 yang diawal ku mendapat informasi gak bisa datang, tapi mereka
hadr lebih dulu..sambutan yang hangat...aku sangat bahagiaa detik itu..:)..dan
malam itu menjadi malam pembuktian cinta persahabatan kami...ternyata cinta itu
tak padam. Kehangatan masih seperti dulu.. hanya saja pada saat itu mungkin
persahabatan kami sedang diuji dengan sikap2 kami. Saat jauh bukan berarti
cinta pun jauh, tapi pada saat itu setiap diri sedang dituntut untuk lebih
memahami satu sama lain karena persahabatan itu dibangun dengan lapang dada
untuk menerima dan memahami segala kekurangan sahabat, berbaik sangka,
mendahulukan sahabat, dan melakukan yang membuat sahabat senang. Dan
persahabatn itu akn direnggangkan dengan ego, menuntut dipahami,
dimengerti, dan buruk sangka.
Maka
dalam hubungan persahabatan sediakanlah hatimu seluas samudra yang airnya tawar
agar segelas garam tak berasa saat dituang, bukan seteko air yang akan sangat
berasa saat dituangi segelas garam.
*sesungguhnya
setiap orang yang mampir dalam hidup hadir mengisi episode kita itu tidak ada
secara kebetulan. Kehadiran mereka tentu membawa kebaikan2 yang akan disampaikn
oleh Sang Pencipta kepada kita. Begitu juga sebaliknya. Karena sesungguhnya
aku, kamu, kita dan mereka adalah sang perantara...perantara kebaikan, rezeki
dan rahmat Sang Pencipta yang ingin disampaikanNYa. Maka jagalah hubungan
persabahatan itu...
Memoriam
in Curuk Nangka/02032013
Spesial
for my BOT 12’s Family ^^
Dan
aku kembali jatuh cinta...
Yang terpenting untuk selalu ditanamkan dalam diri adalah tidak terlalu berharap sekalipun itu pada sahabat.
BalasHapusCukuplah kita dan allah yang tahu betapa sesungguhnya kita menyayangi sahabat kita
tetup seman9at menulis.
Salam Penulis!
yuhu...^^..thank kavita siregar. tujuan menulis saat ini hanya ingin menyampaikan pesan2 kebaikan yang bermain di kepala..itu aja..:)..semoga bisa jadi amal jariyah ketika sudah berpindah alam..^^
BalasHapus