Cinta ku untuk
Mas Alah
Begini seharusnya aku...
Panas diujung pandangku menambah peningkatan suhu
dihati, otak dan jelas cairan bening yang mengalir tanpa kompromi dimata ku.
Air es kelapa muda yang kupesan, semilir angin pantai yang menyapa lembut
wajahku pun tak sanggup membantu. Hari ini kaki melangkahkan menuju Pantai,
tempat favorit untuk ku menyudut melepas gundah hati. Tatap mataku tertuju jauh
di batas cakrawala antara langit dan air laut. Fatamorgana yang menipu, seperti
Sepotong episode takdir tak kuinginkan dan kuharapkan tapi harus ku lewati,
harus kulalui, harus kujalani, dengan pundak yang semakin membungkuk kebawah,
dengan mata yang semakin gelap berlingkar panda, dengan badan yang semakin
menyusut dan jelas dengan jiwa yang semakin rapuh, gelap, sesak, lemas, tak
bermaya. Si Mas alah, kehadirannya menyebabkan menjauhnya si ceria, si cinta,
si riang dan si si lainnya. Selalu saja dari masalah, masalah dan masalah yang
tak habis2nya.
Ku
menatap nanar kedepan. Dengan sesak tangis tertahan dalam seruan “Tuhan mengapa
KAU uji aku dengan masalah yang berat? Yang tak sanggup aku pikul? Mengapa
Allah, mengapa?” aku tertunduk lemas, semilir angin membawakan sebuah bisikan
kata2 yang sangat indah, yang tak asing ditelingaku “Apakah manusia itu mengira bahawa mereka
dibiarkan saja mengatakan; Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji?
Dan sesungguhnya Kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya
Allah mengetahui org2 yg benar dan, sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta Surah
Al-Ankabut ayat 2-3 ” .
Aku tergugu. Aku tetap masih tidak bisa menerima, karena apa yang
aku inginkan tak di berikanNYA. “mengapa KAU tak memberikan apa yang aku
inginkan Rabb??!! ” sebuah jawaban datang lagi “Boleh jadi kamu membenci sesua tu padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. ” – Surah Al-Baqarah ayat 216”. “gimana caranya aku bisa menghadapi ini semua ya Rabb?? “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan
mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali
kepada orang-orang yang khusyuk ” – Surah Al-Baqarah ayat 45. Diriku mengiba
menguras air mata yang telah menganak sungai
“Rabb ini sangat berat. Aku tak sanggup Rabb. Kenapa tak KAU cabut saja
nyawaku dari pada aku merasakan seperti ini. Rabb tolong aku… “Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya – Surah Al-Baqarah ayat 286”. Aku frustasi..“Jgnlah kamu bersikap lemah, dan jgnlah pula kamu bersedih hati,
padahal kamulah org2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg beriman. ” –
Surah Al-Imran ayat 139. Dan aku tidak bisa bertahan “.. dan jgnlah
kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat
Allah melainkan kaum yg kafir. ” – Surah Yusuf ayat 12.
Puas rasanya
aku menangis. Pasir putih dengan lembut menerimaku dalam pelukannya. Semilir angin
membawa pesan2 gaib itu membuat hati ku perlahan tenang. Ku tarik nafas dalam
dan panjang kembali memberikan oksigen leluasa masuk ke relung paru ku tanpa
perlu tercekat dulu dikerongkongan akibat tangis tertahan seperti beberpa menit
lalu. Ku dengar lirih suaraku berbisik “Lantas sekarang aku harus bagaimana? “Dan mintalah
pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan
sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang
khusyuk ” – Surah Al-Baqarah ayat 45. Kepada siapa aku harus
menceritakan masalahku? Dan berharap yang membantuku? “Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari Nya. Hanya
kepadaNya aku bertawakkal.” – Surah At-Taubah ayat 129
dan suara
it, seperti ada bagian lain dalam diriku yang terus membisik tanpa ku kendali
yang terus membujukku, menurunkan laju denyut jantungku, memlambatkan aliran
darah arteriku, menetralkan sesak nafasku.
“maka
nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan? (Arrahaman). Dia telah memberikan dengan gratis sangat
banyak hal2 esensial yang sangat kau butuhkan, oksigen untuk bernafas, mata indah
untuk melihat, fisik yang sehat, rezeki yang cukup, teman2 yang baik2, yang
harusnya kau bayar mahal untuk mendapatkan itu jika “diperdagangkan dari
jenismu (manusia)”. Hanya Karena satu masalah saja kau jadi begitu rapuh,
begitu lemah, begitu sengsara, kau pertaruhkan eksistensi dirimu dalam kondisi
zaman ini dibilang galau. Bukankah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
yang tidak kamu ketahui (Al hadiid:3, albaqarah 29 :al ahzab 54,
alhujarat 16). Wahai diriku sayang apa
yang tuntuk dari dunia ini? Apa yang kau inginkan dari dunia ini? Segala itu
tak pernah ada ujungnya, ingatlah janji penciptaan mu, ingatlah sebab
penciptaanmu, ingatlah mengapa kau diadakan didunia ini. Kau lupa? Baiklah akan
ku ingatkan. Aku ku sampaikan pesan Tuhan mu itu . Dan
Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku (Adz
Dzariyat : 56). cukup itu
saja. Jika kau tinggal dinegara dengan system monarki konstitusional, maka kau
harus tunduk dengan segala perintah dan kebijakan dari raja mu, right?,
beranikah kau menentang perintah rajamu? Ku rasa tidak. Tapi untuk tuhan yang
menciptakan mu, yang mengadakan mu kedunia melalui rahin ibu mu, yang telah
jelas jelas Raja penguasa alam semesta, yang kekuasaannya meliputi Negara manusia,
Negara jin dan Negara seluruh makhluk, sedang jelas juga kau hambaNYa, kau
abdiNYA, yang seharusnya kau taat tapi kau masih membantah dengan segala yang
DIA perintahkan, dengan segala yang dia tetapkan. Trus apa?
Dialog panjang
yang sangat menenangkan. Baik. Beginilah
aku seharusnya. Aku adalah hamba Allah, aku adalah abdiNYA. Apapun yang DIA
tetapkan untukku, seperti rezeki, jodohku, hidupku dan matiku seharusnya aku
serahkan kepadaNYA dan itulah janjiku dalam shalat yang terus ku lakoni. Rabb
saksikanlah..aku ridho atas segala ketetapan yang KAU tulis untukku apapun itu,
ku mohon bimbing aku agar tetap di jalanMU.
Renungan Desember 12
Dingin Kota Hujan
Nice Post.. inspiring
BalasHapusgood writing.... just keep spirit to write your mind...
BalasHapus