Selasa, 11 Desember 2012

cintaku untuk Mas Alah


Cinta ku untuk  Mas Alah
Begini seharusnya aku...

Panas diujung pandangku menambah peningkatan suhu dihati, otak dan jelas cairan bening yang mengalir tanpa kompromi dimata ku. Air es kelapa muda yang kupesan, semilir angin pantai yang menyapa lembut wajahku pun tak sanggup membantu. Hari ini kaki melangkahkan menuju Pantai, tempat favorit untuk ku menyudut melepas gundah hati. Tatap mataku tertuju jauh di batas cakrawala antara langit dan air laut. Fatamorgana yang menipu, seperti Sepotong episode takdir tak kuinginkan dan kuharapkan tapi harus ku lewati, harus kulalui, harus kujalani, dengan pundak yang semakin membungkuk kebawah, dengan mata yang semakin gelap berlingkar panda, dengan badan yang semakin menyusut dan jelas dengan jiwa yang semakin rapuh, gelap, sesak, lemas, tak bermaya. Si Mas alah, kehadirannya menyebabkan menjauhnya si ceria, si cinta, si riang dan si si lainnya. Selalu saja dari masalah, masalah dan masalah yang tak habis2nya.
Ku menatap nanar kedepan. Dengan sesak tangis tertahan dalam seruan “Tuhan mengapa KAU uji aku dengan masalah yang berat? Yang tak sanggup aku pikul? Mengapa Allah, mengapa?” aku tertunduk lemas, semilir angin membawakan sebuah bisikan kata2 yang sangat indah, yang tak asing ditelingaku “Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan, sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta Surah Al-Ankabut ayat 2-3 ” .
Aku tergugu. Aku tetap masih tidak bisa menerima, karena apa yang aku inginkan tak di berikanNYA. “mengapa KAU tak memberikan apa yang aku inginkan Rabb??!! ” sebuah jawaban datang lagi “Boleh jadi kamu membenci sesua tu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. ” – Surah Al-Baqarah ayat 216”. “gimana caranya aku bisa menghadapi ini semua ya Rabb?? Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk ” – Surah Al-Baqarah ayat 45.  Diriku mengiba menguras air mata yang telah menganak sungai “Rabb ini sangat berat. Aku tak sanggup Rabb. Kenapa tak KAU cabut saja nyawaku dari pada aku merasakan seperti ini. Rabb tolong aku… “Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya – Surah Al-Baqarah ayat 286”. Aku frustasi..Jgnlah kamu bersikap lemah, dan jgnlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah org2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg beriman. ” – Surah Al-Imran ayat 139. Dan aku tidak bisa bertahan “.. dan jgnlah kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yg kafir. ” – Surah Yusuf ayat 12.
Puas rasanya aku menangis. Pasir putih dengan lembut menerimaku dalam pelukannya. Semilir angin membawa pesan2 gaib itu membuat hati ku perlahan tenang. Ku tarik nafas dalam dan panjang kembali memberikan oksigen leluasa masuk ke relung paru ku tanpa perlu tercekat dulu dikerongkongan akibat tangis tertahan seperti beberpa menit lalu. Ku dengar lirih suaraku berbisik “Lantas sekarang aku harus bagaimana? “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk ” – Surah Al-Baqarah ayat 45. Kepada siapa aku harus menceritakan masalahku? Dan berharap yang membantuku? “Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari Nya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal.” – Surah At-Taubah ayat 129
dan suara it, seperti ada bagian lain dalam diriku yang terus membisik tanpa ku kendali yang terus membujukku, menurunkan laju denyut jantungku, memlambatkan aliran darah arteriku, menetralkan sesak nafasku.  maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan? (Arrahaman). Dia telah memberikan dengan gratis sangat banyak hal2 esensial yang sangat kau butuhkan, oksigen untuk bernafas, mata indah untuk melihat, fisik yang sehat, rezeki yang cukup, teman2 yang baik2, yang harusnya kau bayar mahal untuk mendapatkan itu jika “diperdagangkan dari jenismu (manusia)”. Hanya Karena satu masalah saja kau jadi begitu rapuh, begitu lemah, begitu sengsara, kau pertaruhkan eksistensi dirimu dalam kondisi zaman ini dibilang galau. Bukankah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang tidak kamu ketahui  (Al hadiid:3, albaqarah 29 :al ahzab 54, alhujarat 16). Wahai diriku sayang apa yang tuntuk dari dunia ini? Apa yang kau inginkan dari dunia ini? Segala itu tak pernah ada ujungnya, ingatlah janji penciptaan mu, ingatlah sebab penciptaanmu, ingatlah mengapa kau diadakan didunia ini. Kau lupa? Baiklah akan ku ingatkan. Aku ku sampaikan pesan Tuhan mu itu .  Dan Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku (Adz Dzariyat : 56). cukup itu saja. Jika kau tinggal dinegara dengan system monarki konstitusional, maka kau harus tunduk dengan segala perintah dan kebijakan dari raja mu, right?, beranikah kau menentang perintah rajamu? Ku rasa tidak. Tapi untuk tuhan yang menciptakan mu, yang mengadakan mu kedunia melalui rahin ibu mu, yang telah jelas jelas Raja penguasa alam semesta, yang kekuasaannya meliputi Negara manusia, Negara jin dan Negara seluruh makhluk, sedang jelas juga kau hambaNYa, kau abdiNYA, yang seharusnya kau taat tapi kau masih membantah dengan segala yang DIA perintahkan, dengan segala yang dia tetapkan. Trus apa?
Dialog panjang yang sangat menenangkan. Baik. Beginilah aku seharusnya. Aku adalah hamba Allah, aku adalah abdiNYA. Apapun yang DIA tetapkan untukku, seperti rezeki, jodohku, hidupku dan matiku seharusnya aku serahkan kepadaNYA dan itulah janjiku dalam shalat yang terus ku lakoni. Rabb saksikanlah..aku ridho atas segala ketetapan yang KAU tulis untukku apapun itu, ku mohon bimbing aku agar tetap di jalanMU.
Renungan Desember 12
Dingin Kota Hujan

2 komentar: