Sabtu, 15 Desember 2012

Ialah imam ku



Ialah Imam Ku
Aku sudah lama mengenalnya. Sangat lama . berbilang puluhan tahun malah, sejak aku masih kecil, beranjak menjadi remaja, remaja dewasa dan dewasa aku sudah menyenalnya. Aku sudah tau dia. Tapi aku tidak mencintainya. Tidak pernah benar2 ada cinta untuknya bahkah sejak pertama aku kenal dengan perasaan cinta. Tapi bukan untuknya. Dia tidak ada dihatiku. Dia tidak bergayut diingatanku. Dia tidak ada dalam lafazku. Hingga disatu momentum sang pemilik hati membalikkan hatiku dari yang tanpa cinta menjadi cinta kepadanya. Bahkan ketika hadirnya cinta memenuhi relung hati hingga mampu merasakan  getar itu,disini, dihati getar cinta antara takut, bahagia dan syukur.  Sekrang, hari ini aku mencintainya, sangaaat dan sampai ku mati akan ku pelihara sekuat tenaga cinta ini, dengan bermunajad kepada Sang pemilik cinta untk menetapkan hatiku hanya padanya.
Sekarng aku mendekatinya. Ketika aku berusaha mengenali ia lebih dekat, aku hanya bisa syukur alhamdullah karena aku dipilih untuk bersamanya dalam naungan sebuah rumah syurga di dunia ini, yang sekarang kutinggal bersamanya. ucapan subhanallah saat menemukan ia yang begitu luar biasa sempurna. Dan aku sangat beruntung. Sangat beruntung. Bagaimana tidak, ia benar2 menjadi imam yang sempurna, punya kekuatan tak hingga yang mampu menyejukkan hati ku. Aku ingin berbagi perasaan ini. Saat aku dilanda gundah, dialah tempat yang sangat nyaman untuk berdialog, satu persatu masalahku selesai, Apapun tanyaku ia selalu punya jawab yang tak terbantah. Seperti musafir dahaga dipadang pasir dan sangat syukurnya ketika menemukan seteguk air. Seperti itulah yang kursakan bersamanya.  Tidak semata kisah sedih berlabel masalah, ia juga punya ratusan bahkan ribuan nasehat yang menyelamatkan saat aku gembira luar biasa. Dia selalu mengingatkan.  Ia tdak pernah menuntuk apapun. Ia tidak memprotes apapun. Dia selalu ada untuk ku walau akupun terkadang selalu lupa mengingatnya dengan dalih segala kesibukanku,jarang menyentuhnya dalam siangku, dan hanya menyediakan waktu malam 3 jam saja untuknya itupun terkadang dalam tunduk kantukku yang tak maksimal bersamanya. Aku malu. Sangat malu padanya. Padahal dia punya semua yang aku butuhkan, padahal ialah imamku yang menunjukkan jaln agr ku selamat didunia ini. Dan setiap seperti 1/3 malam atau disujudku selalu terlantun doa untuknya. ”ya Rabb,tlong jaga cinta dihati ini untuknya. Tolong beri aku kekuatan untuk selalu menghadirkan cinta dihati. Tolong pilih aku untuknya. Tolong buat aku betah bersamanya. Tolong jadikan aku termasuk orang yang beruntung ya Rabb. Tolong mudahkan segala urusanku bersamanya. Tolong aku bisa selalu menempatkan ia sebagai imam yang menjadi pelita gelap dalam terangnya dunia. Hingga dia menjadi teman yang menerangi kuburku, pembelaku dan keluargaku di akhirat nanti. Seperti yang Kau janjikan. Dan biarkan imamku, yang bernama Alquran tetap menjadi imamku. Ku mohon dengan sangat ya Rabb. Dan kumohon kirim ia untuk hadir dihati ini. Didada ini seperti yang KAU janjikan. amin”
“sesungguhnya kami yang mengumpulkannya (didadamu)…..” Alqiyamah:17

Ya Allah, Ya Tuhan kami! Rahmatilah kami dengan Al-Quran

dan jadikanlah Al-Quran bagi kami sebagai IMAM, cahaya, petunjuk dan rahmat.

Ya Allah, Ya Tuhan kami!Ingatkanlah kami apa yang kami terlupa daripada ayat-ayat Al-Quran.

Ajarkanlah kami daripada Al-Quran apa yang belum kami ketahui.

Berikanlah kami kemampuan membacanya sepanjang malam dan siang;

dan jadikanlah Al-Quran itu hujah bagi kami (untuk menyelamatkan kami di akhirat),

wahai Tuhan Sekalian Alam.

Anugrah dalam naungan
“Rumah Qur’an (RQ)”
IPB 2012












Tidak ada komentar:

Posting Komentar