Aku
sudah lama mengenalnya. Sangat lama . berbilang puluhan tahun malah, sejak aku
masih kecil, beranjak menjadi remaja, remaja dewasa dan dewasa aku sudah
menyenalnya. Aku sudah tau dia. Tapi aku tidak mencintainya. Tidak pernah
benar2 ada cinta untuknya bahkah sejak pertama aku kenal dengan perasaan cinta.
Tapi bukan untuknya. Dia tidak ada dihatiku. Dia tidak bergayut diingatanku. Dia
tidak ada dalam lafazku. Hingga disatu momentum sang pemilik hati membalikkan
hatiku dari yang tanpa cinta menjadi cinta kepadanya. Bahkan ketika hadirnya
cinta memenuhi relung hati hingga mampu merasakan getar itu,disini, dihati getar cinta antara
takut, bahagia dan syukur. Sekrang, hari
ini aku mencintainya, sangaaat dan sampai ku mati akan ku pelihara sekuat tenaga
cinta ini, dengan bermunajad kepada Sang pemilik cinta untk menetapkan hatiku
hanya padanya.
Sekarng
aku mendekatinya. Ketika aku berusaha mengenali ia lebih dekat, aku hanya bisa syukur
alhamdullah karena aku dipilih untuk bersamanya dalam naungan sebuah rumah
syurga di dunia ini, yang sekarang kutinggal bersamanya. ucapan subhanallah
saat menemukan ia yang begitu luar biasa sempurna. Dan aku sangat beruntung.
Sangat beruntung. Bagaimana tidak, ia benar2 menjadi imam yang sempurna, punya
kekuatan tak hingga yang mampu menyejukkan hati ku. Aku ingin berbagi perasaan
ini. Saat aku dilanda gundah, dialah tempat yang sangat nyaman untuk berdialog,
satu persatu masalahku selesai, Apapun tanyaku ia selalu punya jawab yang tak
terbantah. Seperti musafir dahaga dipadang pasir dan sangat syukurnya ketika
menemukan seteguk air. Seperti itulah yang kursakan bersamanya. Tidak semata kisah sedih berlabel masalah, ia
juga punya ratusan bahkan ribuan nasehat yang menyelamatkan saat aku gembira
luar biasa. Dia selalu mengingatkan. Ia tdak
pernah menuntuk apapun. Ia tidak memprotes apapun. Dia selalu ada untuk ku
walau akupun terkadang selalu lupa mengingatnya dengan dalih segala kesibukanku,jarang
menyentuhnya dalam siangku, dan hanya menyediakan waktu malam 3 jam saja
untuknya itupun terkadang dalam tunduk kantukku yang tak maksimal bersamanya. Aku
malu. Sangat malu padanya. Padahal dia punya semua yang aku butuhkan, padahal
ialah imamku yang menunjukkan jaln agr ku selamat didunia ini. Dan setiap
seperti 1/3 malam atau disujudku selalu terlantun doa untuknya. ”ya Rabb,tlong jaga cinta dihati ini
untuknya. Tolong beri aku kekuatan untuk selalu menghadirkan cinta dihati. Tolong
pilih aku untuknya. Tolong buat aku betah bersamanya. Tolong jadikan aku
termasuk orang yang beruntung ya Rabb. Tolong mudahkan segala urusanku
bersamanya. Tolong aku bisa selalu menempatkan ia sebagai imam yang menjadi
pelita gelap dalam terangnya dunia. Hingga dia menjadi teman yang menerangi
kuburku, pembelaku dan keluargaku di akhirat nanti. Seperti yang Kau janjikan. Dan
biarkan imamku, yang bernama Alquran tetap menjadi imamku. Ku mohon dengan
sangat ya Rabb. Dan kumohon kirim ia untuk hadir dihati ini. Didada ini seperti
yang KAU janjikan. amin”
“sesungguhnya
kami yang mengumpulkannya (didadamu)…..” Alqiyamah:17
Ya Allah, Ya Tuhan kami! Rahmatilah
kami dengan Al-Quran
dan jadikanlah Al-Quran bagi kami
sebagai IMAM, cahaya, petunjuk dan rahmat.
Ya Allah, Ya Tuhan kami!Ingatkanlah
kami apa yang kami terlupa daripada ayat-ayat Al-Quran.
Ajarkanlah kami daripada Al-Quran
apa yang belum kami ketahui.
Berikanlah kami kemampuan membacanya
sepanjang malam dan siang;
dan jadikanlah Al-Quran itu hujah
bagi kami (untuk menyelamatkan kami di akhirat),
wahai Tuhan Sekalian Alam.
Anugrah dalam naungan
“Rumah Qur’an (RQ)”
IPB 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar