Selasa, 07 Maret 2017

MODEL-MODEL EFEKTIF DALAM MENDIDIK ANAK






1. Qudwah (memberi contoh)

            Mudah bagi pendidik dalam mengajari anak beberapa contoh dan metode, akan tetapi sulit bagi anak mengikuti contoh ini ketika ia melihat orang yang mendidiknya tidak melaksanakan contoh ini. Anak akan tumbuh keutamaan dan kebaikan akhlak apabila mendapat contoh yang baik pada orang tuanya. Orang tua tidak cukup memberikan contoh yang baik dari mereka sendiri lantas merasa telah melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Orang tua juga perlu mengaitkan anak-anak dengan panutan agung, yaitu Nabi Muhammad yang menjadi suri tauladan dan juga para salafushshalih. Orang tua juga harus fokus dalam memperbaiki sifat dan kebiasaan anak yang paling tua karena anak yang lebih kecil biasanya akan meniru apa yang dilakukan kakaknya.

2. Pembiasaan
           
            Kebiasaan bersumber pada pengamatan, anjuran, dan larangan. Metode mendidik anak kecil bersandar pada dua hal : secara teori dengan mengajarkan anak perihal kebaikan, dan secara praktik dengan membiasakan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tercela. Dalam nasihatnya, Imam Al-Ghazali berkata, "anak adalah amanah yang dititipkan kepada orang tua. Hatinya yang suci adalah permata bening. Jika dibiasakan dengan kebaikan dan diajari dengan kebaikan maka akan tumbuh baik dan bahagia di dunia dan akhirat". Apabila orang tua tidak membiasakan kebaikan pada anaknya di saat kecil, maka metode mendidik mereke ketika sudah besar adalah untuk meluruskan penyimpangan mereka didasarkan tiga poin berikut :
ü  mengaitkan anak dengan akidah agar timbul rasa diawasi dan selalu takut kepada Allah. Baik ketika sendirian maupun dalam kondisi
bersama-sama orang lain. Inilah yang akan menguatakan kesadaran dirinya untuk menghindari hal-hal yang dilarang.
ü   menjauhi kemungkaran dan keburukan agar anak yang sudah dewasa ini
mau meningglakan kerusakan dan menghindari keburukanserta meninggalkan
semua yang mendatangkan dosa.
ü   mengubah lingkungan sosial yang tidak sehat.


3. Kisah

            Sebagian ulama salaf mengatakan bahwa hikayat dan kisah merupakan salah satu tentara Allah yang dengannya Allah menguatkan hati para walinya.  Hal ini berdasarkan firman Allah swt. dalam surat Hud : 120,
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu,  ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang beriman."

Dalam mengisahkan sesuatu orangtua hendaklah memperhatikan hal-hal berikut ini :
ü  Jangan memaksa anak mendengarkan kisah yang yang tidak disukainya
dan pada waktu yang tidak disukainya.
ü  Saat bercerita,  bertanyalah kepada anak perihal pendapat mereka
atau perkiraan dari akhir cerita.
ü   Fokuslah selalu dalam setiap bagian kisah pada pelajaran-pelajaran
dan ibrah yang bisa diambil dan pastikan anak dapat menangkap semua
alur cerita.
ü  Pastikan bahwa anak serius ketika Anda bercerita dan jangan biarkan
perhatian mereka teralihkan,  terutama anak-anak di bawah umur 5
tahun.
ü  Tanyailah anak tentang kesimpulan apa yang mereka ambil setelah akhir cerita.
ü   Bisa saja kisah disampaikan dalam satu kali pertemuan atau lebih
dari satu kali pertemuan dan berhenti pada bagian yang membuat
penasaran untuk mendengarkan bagian berikutnya.
ü  Kisah bisa dijadikan sebagai media untuk memberikan hadiah bagi anak
yang telah berkelakuan baik,  sebagaimana kisah bisa menjadi media
untuk menghukum bagi anak yang salah atau telah berbuat buruk.
ü  Kisah bisa disampaikan oleh orangtua sendiri atau dengan membacakan
buku atau memperlihatkan gambar melalui video,  komputer,  dan film.
ü   Saat bercerita hendaklah menggunakan mimik, dalam bentuk suara
maupun gerakan.

Sumber :
"Membumikan Harapan,  Rumah Tangga Islam Idaman"
Penulis : Abu Al-Hamd Rabi'
Penerbit : Era Adicitra Intermedia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar