Senin, 16 September 2013

Penyerahan



 Barangkali memang bukan permasalahan diberi atau tidaknya yang diinginkan saat memohon kepadaNYA. Tetapi masalah keikhlasan,  penyerahan diri dan kepercayaan total kepada Allah bahwa DIA pasti akan memberi yang terbaik untuk hambaNYA. Ingatkah kisah ibrahim yang diperintahkan Allah menyembelih putra kesayangannya, ismail. Putra yang dinanti2kannya dan baru diberi Allah diusia senjanya, dengan perasaan bahagia dan syukur yang amat sangat.  Tapi belum lama kebersamaan mereka, Allah memerintahkan ismail sang buah hati tercinta itu untuk disembeli. Artinya ibrahim akan kehilangan putra yang amat dicintainya selamanya. Sebelummnya ibrahim tidak tahu rencana Allah. Tapi ibrahim memilih patuh dan ta’at dengan perintah Allah, ibrahim menyerahkan sepenuhnya keputusan itu kepada sang Rabb, membulatkan ke pada sang Rabb, meminta pertolongan agar dikuatkan hatinya. Jika nabi Allah itu meminta agar tidak menyembelih ismail supaya ismail tetap bersamanya, mungkin bisa saja. Tapi ibrahim memilih ta’at dan pasrah, hingga akhirnya Allah benar2 menggantikan pengorbanan perasaan ibrahim yang memilih mengikuti keputusan dan takdir sang Rabb dengan sesuatu yang tidak pernah diduga ibrahim sebelumnya. Sempurnalah penghambaan ibrahim.

Apa yang Allah bentangkan dihadapan manusia itu tidak hanya sebatas kejadian saja. Tapi yang lebih penting dari kejadian itu adalah hikmah dibaliknya yang jika bisa berpikir maka akan menurunkan ilham taqwa dalam hati. Misalnya saja perasaan tertarik kepada lawan jenis. Rasa suka itu bukan kita yang memunculkan dihati. Gak mungkin setiap lihat suka, ketemu 5000 orang sehari suka, lihat kucing cantik/ganteng, suka. Kan gak. Itu semua Allah yang ngasi. Bahkan terkadang dengan tiba2. Seseorang yang diawalnya tidak terlihat sama sekali, tiba2 disatu momen ada yang membuat hati berdetak dan respon itu memberikan pesan ke otak “dia luar biasanya” semuanya bermula disana. Kian hari semakin banyak saja hal2 yan membuat kagum dari seseorang itu yang ditampakkanNYa, hingga diri berani mengambil kesimpulan “ aku tertarik dengan dia, dan aku ingin dia menjadi pendamping ku”.  Dia udah nancap dihati. Dia diikhtiarkan dalam doa yang panjang merayu kepada sang Rabb. Yakin dan optimis Allah mengabulkan. Akhirnya menuntut Allah dan mengatur Allah. 

 Hingga suatu titik semuanya terasa buntu, tak mungkin dan mustahil untuk mendapatkannya karena mengetahui sistem kerja Allah.  Allah telah menetapkan segala ketentuan bagi hambaNYa di dalam kitab lauh mahfuz.  Kita punya keinginan, Allahm juga punya keinginan dan yang mutlak terlaksana itu adalah keinginan Allah.  Keinginan Allah tidak dipengaruhi amal2 kita, doa2 kita ikhtiar2 kita, keinginan Allah mutlak Dia yang menentukan. Menangis darah mengiba2 kita berdoa, jungkir balik kita ibadah meminta dia, gak bakal mengubah apa yang Dia tetapkan yang hanya DIA yang tau. Jika seperti itu keadaannya Allah gak bakalan ngabulin doa kita.  Suka2 kita berdoa dan meminta,tapi suka2 Allah yang ngasi.  Allah lebih tau hati kita. Barangkali pada saat itu seseorang yang kita minta ke Allah telah menjadi illah kita. Doa kita untuknya, shalat kita untuknya, ibadah kita untuknya. Karena Allah sayang jadi dia dijauhkan dari kita. Dan kita selalu mengambil hikmah dibelakang.
Jadi sebenarnya dari semua kejadian itu Allah menginginkan kita menghamba secara total kepadaNYa, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Nya, percaya kepadaNYa bahwa DIA tidak pernah menyia2kan hambaNYA. Allah Maha tau yang terbaik untuk kita. Sekalipun seseorang yang dipinta belum terlihat jeleknya, jangan pernah sok tau dengan Allah. Sekarang yang sudah ada dihati sok di rilist kembali sebelum mengakar menjadi illah yang menyekutukanNYA, sebelum Dia murka yang akan menyesakkan perasaan kita, yang mencabut sakinah dihati kita.  Segera serahkan segala keputusan kepadaNYa. Bulat. Pasrahkan dengan sebenarnya.  Akui bahwa diri ini hina, miskin, bodoh, tidak tau apa2, tergesa2, tidak sopan, Allahlah yang Maha Tahu, Maha Pengertian, Maha Bijaksana, Maha Pemurah dan Maha Mengabulkan doa. Itulah perasaan terpenting saat menghadapnya dengan hajad yang ada dihati. Serahkan segala keputusan kepadaNYa. Walau hati ada kecenderungan dan semua terlihat baik, yakinlah Allah tidak akan pernah salah memberi yang terbaik untuk hambaNYa. Hanya perlu sabar seperti sabaarnya ibrahim, hanya perlu pasrah seperti pasrahnya ibrahim dan taat seperti patunya ibrahim.  Semoga Allah memberikan kekuatan kepada hati2 kita untuk benar2 memahamiNYa. Dan DIA hanya menyapa orang2 yang beriman dan orang2 yang berfikir. 

Rupat Island, Syawal 1434H
Fha Zahid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar